Jakarta (ANTARA) - PT Dirgantara Indonesia (DI) memamerkan pesawat N219 Amphibi di hadapan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi stand PT DI, yang tergabung dalam Defend ID, di Indo Defence 2022 Expo & Forum di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu.
Selain N219 versi militer dan N219 Amphibi, terdapat pula model pesawat CN235 dan NC212i yang dipamerkan sebagai produk unggulan PT DI.
Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan mengatakan pesawat N219 Amphibi dapat lepas landas di darat maupun permukaan air, seperti danau, sungai besar, teluk, hingga laut.
Sehingga, dengan adanya inovasi transportasi udara tersebut, lanjutnya, terbuka kemungkinan semua tujuan di berbagai sektor dapat tercapai, seperti layanan perjalanan dinas pemerintahan, perusahaan minyak dan gas, layanan kesehatan masyarakat, SAR dan penanggulangan bencana, serta pengawasan wilayah maritim.
Selain itu, di bidang pariwisata melalui jalur laut, pesawat N219 Amphibi juga dapat terlibat untuk menjangkau perjalanan.
Menurut Gita, pengembangan pesawat N219 dan pesawat N219 Amphibi untuk memenuhi jalur atau rute penerbangan perintis dalam menjangkau pulau-pulau tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP).
Dengan demikian, pesawat komersil PT DI tersebut dapat menunjang transportasi Indonesia dan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara kepulauan serta kemajuan industri kedirgantaraan nasional.
Wilayah di Indonesia yang dapat dituju menggunakan pesawat N219 Amphibi antara lain Pulau Belitung, Pulau Derawan, Pulau Sebukuh, Pulau Rumberpon, Raja Ampat, Teluk Cendrawasih, Danau Sentani, Bunaken, Wakatobi, Pulau Moyo, Bali, Karimun Jawa, Kepulauan Seribu, Teluk Kiluan, dan Danau Toba.
Pesawat N219 Amphibi dikembangkan dari pesawat N219 konfigurasi basic yang saat ini sedang memasuki tahap detail design airframe dan development test landing gear. Terbang perdana dan perolehan sertifikasi pesawat itu direncanakan dapat terlaksana di 2024, sehingga pesawat N219 diharapkan masuk pasar di 2025.
Pesawat N219, yang telah mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sebanyak 44,69 persen, merupakan hasil kerja sama PTDI dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (sebelumnya LAPAN). Pada 16 Agustus 2017, telah dilakukan uji terbang perdana dan pada 10 November 2017 pesawat itu diberi nama "Nurtanio" oleh Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya, pada 22 Desember 2020, pesawat itu berhasil memperoleh type certificate (TC) yang diterbitkan oleh otoritas kelaikudaraan sipil. Dalam hal ini, yang berwenang di wilayah Indonesia adalah Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan.
"Kami akan melakukan penandatanganan kontrak pembelian pesawat N219 sebanyak 11 unit oleh perusahaan swasta, Karya Logistik Indonesia (KLI), dengan konfigurasi angkut penumpang. Selain itu, TNI Angkatan Darat berencana akan memesan 10 unit untuk N219 versi militer yang pintu belakangnya dimodifikasi dengan sliding door untuk konfigurasi troops, transport logistics, dan medical evacuation," ujar Gita.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022