New York (ANTARA) - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memberi sinyal pengetatan yang lebih lambat pada pertemuan mendatang untuk menilai dampak kenaikan suku bunga terhadap perekonomian.
Investor secara luas memperkirakan The Fed minggu ini akan menaikkan suku bunga acuan overnight sebesar 75 basis poin (bps) ke kisaran 3,75 persen hingga 4,00 persen, kenaikan keempat berturut-turut.
Tetapi untuk Desember, pasar berjangka dana fed telah memperkirakan probabilitas 57 persen untuk kenaikan 50 basis poin di tengah pernyataan dari pejabat Fed tentang potensi perlambatan dalam langkah pengetatan. Bagaimanapun, itu turun dari peluang sekitar 70 persen Jumat (28/10/2022) lalu.
"Ada beberapa optimisme bahwa mungkin ada perubahan dalam bahasa setelah pertemuan FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) minggu ini yang akan menyiratkan perlambatan bisa datang untuk waktu berikutnya," kata Ivan Asensio, kepala penasihat risiko valas di Silicon Valley Bank di San Francisco, dikutip dari Reuters.
Bank sentral Inggris (BoE) juga mengadakan rapat minggu ini dan diperkirakan akan memberikan kenaikan 75 basis poin juga. Pedagang kemudian memperkirakan BoE akan melambat dan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Desember.
Pada perdagangan sore, dolar turun 0,4 persen menjadi 148,20 yen. Sterling naik 0,1 persen menjadi 1,1479 dolar setelah turun lebih dari 1,0 persen pada Senin (31/10/2022). Euro beringsut lebih rendah menjadi 0,9878 dolar.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama rivalnya, termasuk euro, sterling dan yen, sedikit lebih rendah di 111,49.
Indeks dolar telah melonjak lebih dari 15 persen tahun ini karena The Fed telah menaikkan suku bunga dengan tajam, menghancurkan mata uang lain dan menumpuk tekanan pada ekonomi global.
Oleh karena itu, investor bersorak menyambut pidato dan wawancara oleh beberapa pejabat Fed yang menyatakan bank sentral dapat melakukan kenaikan yang lebih kecil setelah pertemuan Rabu.
"Meskipun The Fed mungkin membahas penurunan pada pertemuan Desember, Powell mungkin akan menghindari pra-komitmen untuk tindakan seperti itu saat ini," kata Joseph Kalish, kepala strategi makro global di Ned Davis Research.
"Dia akan mengulangi The Fed akan bergantung pada data dan akan memutuskan pertemuan demi pertemuan."
Pasar juga diingatkan pada Senin (31/10/2022) bahwa inflasi global tetap sangat tinggi ketika data menunjukkan harga zona euro melonjak paling tinggi dalam satu tahun hingga Oktober.
Dolar Australia dan Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko naik dari posisi terendah satu minggu di tengah kenaikan luas dalam sentimen pasar. Aussie sedikit berubah pada 0,6397 dolar AS, sedangkan Kiwi naik 0,5 persen menjadi 0,5840 dolar AS.
Aussie sebelumnya jatuh setelah bank sentral Australia memutuskan untuk tetap dengan kecepatan seperempat poin yang lebih lambat untuk kenaikan suku bunganya meskipun ada lonjakan inflasi yang mengejutkan ke level tertinggi 32 tahun pada kuartal ketiga.
Dalam mata uang lain, yuan China jatuh ke level terendah hampir 15 tahun terhadap dolar pada Selasa (1/11/2022) sebelum memangkas kerugiannya setelah bank sentral menetapkan tingkat panduan resmi di sisi yang lebih lemah dari level kunci 7,2 per dolar untuk pertama kalinya sejak 2008. Dolar terakhir turun 0,5 persen terhadap yuan di luar negeri di 7,3033.
Baca juga: Harga emas terdongkrak 9,0 dolar saat pertemuan Fed dimulai
Baca juga: Minyak naik jelang data persediaan AS dan optimisme permintaan China
Baca juga: Dolar jatuh di tengah membaiknya sentimen risiko jelang pertemuan Fed
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022