Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, terus menguat hingga mendekati level Rp 8.800 menjadi 8.873/8.877 per dolar dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya pada posisi Rp 8.881/8.910 per dolar atau naik delapan poin.
"Kenaikan rupiah yang berlanjut ini karena didukung oleh respon pasar yang masih positif, meski aksi demo di berbagai kota masih terjadi," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega, Kostaman Thayib.
Menurut dia, rupiah secara perlahan terus menguat hingga mendekati level Rp 8.800 per dolar, karena "hot money" investor asing dalam jangka pendek di pasar modal terus berlangsung.
Kenaikan rupiah, kata Kostaman, juga didukung oleh surplus neraca pembayaran Indonesia, sejak harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan, maka impor BBM mengalami penurunan.
Namun pelaku lokal masih khawatir untuk membeli rupiah lebih besar, karena ada laporan bahwa demo buruh secara total akan dilakukan pada 1 Mei mendatang yang merupakan hari buruh internasional, katanya.
Sementara itu, Ekonom Bank Mandiri, Martin Panggabean, memperkirakan rupiah akan mengalami penguatan hingga akhir tahun ini,
bahkan bisa mencapai kisaran 8.500 per dolar.
Ia mengatakan kenaikan itu diakibatkan adanya kesesuaian dengan kondisi yang pernah terjadi pada kuartal empat 1998 hingga kuartal keempat 2000, di mana terjadi siklus penguatan rupiah yang cukup signifikan, namun kemudian diikuti oleh siklus pelemahan pada kwartal selanjutnya. (*)
Copyright © ANTARA 2006