Ada delapan kesepakatan bilateral dengan negara G20 lainnya, yang akan segera ditindaklanjuti implementasinya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian kesehatan melakukan delapan kesepakatan bilateral dengan para pemimpin kesehatan dunia sebagai upaya untuk mewujudkan transformasi kesehatan di Indonesia.

"Ada delapan kesepakatan bilateral dengan negara G20 lainnya, yang akan segera ditindaklanjuti implementasinya," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Dalam pertemuan kedua Menteri Kesehatan G20 yang dilaksanakan di Bali, 27-28 Oktober 2022, disampaikan, kesepakatan pertama yakni dengan Korea Selatan.

Menkes mengatakan area kerja sama dengan Korea Selatan sejalan dengan enam pilar transformasi kesehatan yang saat ini diusung Indonesia, mulai dari perluasan pelayanan medis di rumah sakit hingga percepatan kolaborasi dengan industri farmasi dan rumah sakit Korea.

Kedua, kata Menkes, Indonesia menyepakati pertukaran informasi dengan Afrika Selatan tentang cara meningkatkan sekuensing genomik dan mRNA.

Baca juga: Kemenkes kembangkan penelitian penyebab gangguan ginjal akut

Baca juga: Kemenkes: Temuan varian XBB di Indonesia jadi 8 kasus


Sementara itu, bilateral dengan Arab Saudi menghasilkan kesepakatan ketiga, yakni adanya hibah Arab Saudi sebesar 5 juta dolar AS untuk obat dan vaksin meningitis bagi pelaku perjalanan haji dan umroh. Selain itu juga adanya dana 10 juta dolar AS dari Uni Emirat Arab untuk pengendalian TBC di Indonesia.

Indonesia terus melakukan upaya diplomasi agar Arab Saudi berkontribusi dalam pencegahan pandemi melalui Dana Perantara Keuangan (FIF), dan meminta dukungan Saudi untuk memperkuat penelitian dan pembuatan VTD di negara berpenghasilan rendah-menengah.

Selain itu, Kemenkes bersama BP2MI dan Kementerian Tenaga Kerja melakukan diskusi terkait MoU, khususnya mengenai kesepakatan penempatan perawat.

Untuk kesepakatan keempat, yakni eksplorasi potensi kolaborasi antara Spanyol dan Indonesia. Spanyol akan menjadi President European Union pada semester kedua 2023 dan Indonesia sebagai the next ASEAN Chair 2023.

Kesepakatan kelima, yakni antara Indonesia dengan Belanda. Indonesia diundang menjadi co-chair World Local Production Forum tahun 2023 oleh Belanda.

Menkes Budi berharap adanya dukungan Belanda dalam pengembangan kapasitas terkait VTD serta program transfer pengetahuan tentang regulasi obat dan pengawasan mengingat Belanda merupakan host EMA (European Medicine Agency).

Baca juga: Kemenkes ingatkan penting periksa kontak erat pasien TBC

Kesepakatan keenam diperoleh dari pertemuan bilateral dengan Jerman melalui program pelatihan pre-departure. Melalui aksi nyata ini diharapkan lebih banyak lagi perawat dapat bekerja di Jerman.

Kesepakatan ketujuh diperoleh dari kerja sama dengan Amerika Serikat melalui penjajakan project ARPA-H, yang merupakan pusat riset di bawah koordinasi National Institute of Health (NIH) US.

"Kita akan meminta kepada NIH Institutes membuat unit penelitian klinis di rumah sakit terbaik indonesia untuk penelitian dan perkembangan," tutur Menkes.

Menkes Budi juga meminta CDC mendukung pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat nasional Indonesia (Labkesmas) dalam membentuk kemitraan dan tenaga ahli.

Selain itu juga meminta USAID untuk mensponsori kerja sama antara Rumah Sakit AS (Boston Children, MD Anderson, Cleveland Clinic, Mayo Clinic, Joslin Diabetes, UCLA) dengan Rumah Sakit di Indonesia

Kesepakatan kedelapan yakni antara Indonesia dengan Brasil. Kedua belah pihak sepakat berkolaborasi terkait vaksin, surveilens penyakit menular dan penanganan arbovirus serta juga dalam upaya penurunan malaria.

"Tentunya kita tidak akan berhenti di sini. Akan terus ada upaya-upaya lain yang kita jajaki," ujar Menkes Budi.

Baca juga: Kemenkes: Eliminasi TBC 2030 butuh peran aktif lintas sektor

Baca juga: Kemenkes tempuh tiga upaya pemerataan dokter spesialis

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022