"Syukur alhamdulillah pada akhirnya kami bisa meluncurkan CISRT BRIN, meskipun sebenarnya CISRT-nya sudah ada dari sebelum-sebelumnya tapi itu entitas sebelum kami integritasikan,"
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membentuk dan meluncurkan Tim Tanggap Insiden Siber atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) di lingkungan instansi tersebut untuk menjaga keamanan sistem elektronik dari ancaman dan serangan siber.
"Syukur alhamdulillah pada akhirnya kami bisa meluncurkan CISRT BRIN meskipun sebenarnya CISRT-nya sudah ada dari sebelum-sebelumnya tapi itu entitas sebelum kami integritasikan," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam peluncuran BRIN-CSIRT yang diikuti secara virtual di Jakarta, Senin.
BRIN-CISRT yang dibentuk atas kerja sama BRIN dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) akan memberikan layanan respons insiden keamanan siber.
Handoko mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan kapabilitas untuk meningkatkan pengamanan siber di lingkungan BRIN.
Ia juga menuturkan BRIN siap menjadi mitra bagi BSSN untuk pengamanan di bidang siber baik dari sisi teknologi, sistem informasi, hasil riset dan inovasi maupun sumber daya manusia.
Sementara itu, pada acara yang sama, Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan kategori serangan yang paling sering terjadi di BRIN, yaitu malware dengan jumlah 95 persen dan kategori status anomali trafik sebanyak 98 persen yang diindikasi berhasil menginfeksi sistem.
"Untuk itu, diperlukan penguatan keamanan sistem elektronik di lingkungan BRIN termasuk dalam hal penanganan insiden siber," ujarnya.
Pembentukan BRIN-CISRT diharapkan mampu membentuk sistem elektronik BRIN yang aman dan kondusif, sehingga dapat mendukung terwujudnya BRIN yang andal, profesional, inovatif dan berintegritas.
Selain itu, melalui pembentukan CISRT, BRIN juga diharapkan meningkatkan kematangan dalam penanganan insiden keamanan siber di lingkungan instansinya. Untuk itu, BSSN siap mendukung untuk melakukan peningkatan kapabilitas dan kematangan penanganan insiden siber di BRIN.
Hinsa menuturkan tingginya tingkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi berbanding lurus atau paralel dengan risiko dan ancaman keamanannya, sehingga organisasi harus selalu mengantisipasi ancaman dan serangan siber melalui kesiapsiagaan pengelolaan insiden siber dengan pembentukan CISRT.
CISRT harus mampu menjawab tantangan keamanan siber dengan terus melakukan peningkatan kapabilitas dan kematangan (evaluasi) tim yang sudah terbentuk.
Baca juga: Huawei, BRIN kolaborasi riset dan inovasi AI perkuat ekosistem digital
Baca juga: BRIN gandeng IAEA untuk tingkatkan mutu fasilitas iradiasi
Baca juga: BRIN ajak swasta berinvestasi di sektor keantariksaan
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022