Jakarta (ANTARA News) - Miqdad Husein, deklarator dan wakil sekretaris Dewan Kehormatan DPP Partai Bintang Reformasi (PBR), menyatakan mengundurkan diri sebagai anggota dan pengurus PBR terhitung sejak, 20 April 2006. Dalam pernyataan sikap di Jakarta, Kamis, Miqdad mengatakan, pengunduran diri dari PBR antara lain berdasarkan pertimbangan bahwa PBR dinilai sudah jauh ke luar garis perjuangan dan idealisme yang menjadi titik tolak pendirian parpol itu. "Semangat perlawanan terhadap pelanggaran anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, dalam kualitas lebih parah secara faktual justru menggejala dan makin sulit dipangkas di internal partai akibat mengemukanya kepentingan sesaat dari pucuk pimpinan partai," katanya. Dia menilai bahwa PBR kini makin mengalami proses degradasi dalam pengembangan sistem dan terindikasi mengarah pada pembentukan dinasti politik, yang dibungkus asesoris demokrasi. "Persoalan PBR yang sudah berurat akar menyangkut ketergantungan pada figur ternyata bukan justru mengalami perbaikan tetapi makin mengalami eskalasi lewat pembenaran terhadap sikap dan perilaku politik figur yang bersangkutan, yang selama ini dianggap sebagai masalah," ujaranya. Ia menyatakan, rencana Muktamar PBR di Bali, 22 - 24 April 2006 yang diharapkan menjadi titik kebangkitan dan kembalinya PBR pada khittah dan idealisme titik tolak berdirinya justru terindikasi menjadi ajang transaksi dan pembenaran politik terhadap berbagai sikap politik yang selama ini dianggap sebagai sumber kekisruhan internal partai. Selain itu, katanya, bila pada Muktamar PBR di Jakarta, tahun 2005 berkembang dan tumbuh idealisme perlawanan moral, pada Muktamar Islah di Bali, 2006 yang terjadi justru sebaliknya yaitu berkembangnya kompromi dari beberapa kandidat ketua umum, yang membenarkan sikap dan perilaku politik hanya atas dasar kepentingan kekuasaan. Menurut Miqdad, sikap pengunduran dirinya juga sebagai konsistensi sikap politik, yang dari sejak awal menolak sikap dan perilaku politik pimpinan PBR terutama dalam persoalan teknis dan kebijakan internal partai. "Perbedaan sikap politik yang bertolak secara diametral ini sangat tidak sehat bila dibiarkan berkembang, terutama bagi kepentingan pencerdasan dan pencerahan serta pengembangan demokratisasi politik masyarakat, sehingga saya menyatakan secara tegas mengundurkan diri dari PBR," ujarnya. Ketika ditanya setelah mengundurkan diri dari PBR akan kembali ke PPP, Miqdad mengatakan, kemungkinan untuk kembali menjadi anggota dan pengurus PPP merupakan opsi penting, karena dirinya merasa dibesarkan oleh PPP.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006