Depok (ANTARA) - Pancasila sebagai falsafah dasar kehidupan berbangsa dan bernegara terbukti telah dapat mempersatukan masyarakat Indonesia yang bersuku-suku dalam bingkai kebinekaan sehingga hidup rukun dan damai.
Namun demikian, seiring dengan perubahan zaman yang begitu pesat, maka untuk mempertahankan ideologi Pancasila, tentu akan semakin banyak menghadapi tantangan.
Perkembangan era digitalisasi informasi yang sangat terbuka, membuat banyak paham, pandangan maupun ideologi, mudah diakses, kendati hal tersebut belum tentu selaras dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini tentu berpotensi mempengaruhi jati diri generasi muda sebagai anak bangsa.
Menyikapi hal tersebut, Rektor Universitas Pancasila, Edie Toet Hendratno, menyatakan bahwa sebagai universitas yang menyandang nama besar Pancasila, menyadari tentang tanggung jawab yang besar pada perguruan tinggi ini dalam melestarikan nilai-nilai Pancasila.
Implementasi nilai-nilai Pancasila perlu memiliki beraneka strategi agar tidak usang tergerus perubahan dunia. Nilai-nilai Pancasila seharusnya bisa semakin menguat, serta menjadi model bagi masyarakat dunia.
Oleh karena itu, dalam upaya memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam dunia global, Universitas Pancasila mengangkat Dr. Darmansyah Djumala, SE., MA. sebagai Ketua Pusat Studi Pancasila.
Dengan kepakaran Darmansyah, yang saat ini juga sebagai Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) serta sebelumnya pernah menjadi Duta Besar dan Wakil Tetap Indonesia untuk PBB maupun organisasi internasional lainnya di Wina, Austria, diharapkan bisa semakin membumikan Pancasila terutama di kalangan mahasiswa.
Kehadiran Darmansyah diharapkan dapat menjadikan Pusat Studi Pancasila sebagai center of excellence, memimpin implementasi nyata dari nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kampus, sehingga mahasiswa dapat terhindar dari ideologi yang merusak.
Dengan mengedepankan toleransi, menghargai kemajemukan dan terbuka terhadap perbedaan adalah salah satu sikap yang diharapkan tumbuh dari seorang intelektual perguruan tinggi, sehingga dapat menjadi penggerak dalam pelestarian nilai-nilai Pancasila.
Kiprah Universitas Pancasila untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila juga dilakukan dengan dengan dilantiknya Dra. Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi. Psikolog ini sebagai Wakil Rektor Bidang Kerja sama, Hukum, Humas dan Ventura, yang sebelumnya bekerja sebagai Duta Besar RI untuk Ekuador.
Sebelumnya, Universitas Pancasila juga mengangkat mantan Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Prof Eddy Pratomo, sebagai Dekan Fakultas Hukum.
Kehadiran para Duta Besar yang sudah berpengalaman memperkenalkan nilai-nilai Pancasila di dunia Internasional diharapkan dapat semakin mendorong keaktifan Universitas Pancasila dalam menyosialisasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Terlebih lagi , kini ada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), Matching Fund dan lain-lain, sehingga membuka peluang bagi Universitas Pancasila untuk bekerja sama dengan banyak pihak, dan semakin dapat menyebarluaskan Ideologi Pancasila dalam berbagai kerja sama nasional maupun internasional.
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Uiversitas Pancasila (YPP UP), Dr. (HC). Ir. Siswono Yudohusodo, menyampaikan bahwa dengan menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat adalah salah satu upaya Universitas Pancasila untuk menciptakan iklim yang baik dalam dunia kerja, menjawab tantangan masa depan dan membangun jaringan yang luas dengan dunia global.
Nilai-nilai Pancasila
Sementara itu, Ketua Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila, Darmansyah Djumala, mengatakan ke depan bagaimana nilai-nilai Pancasila bisa teraktualisasikan, bisa dibumikan dalam tatanan kehidupan kampus. Sebab, banyak sekali hal-hal yang bersifat sehari-hari yang perlu dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila.
Nilai Pancasila terkadang sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat, sehingga hanya perlu terus dikembangkan. Hal yang sama, selaras dengan identifikasi kehidupan kampus yang dilakukannya, hanya perlu dikembangkan.
Namun, pengembangan nilai-nilai Pancasila tidak akan efektif jika dilakukan hanya dengan komunikasi searah, tetapi harus dua arah. Pengembangan nilai-nilai Pancasila yang terpenting bisa dikaitkan dengan program-program yang ada, sehingga ketika mahasiswa mengikuti program itu, secara tidak sadar dia sudah mengenal dan merasakan nilai-nilai Pancasila.
Contoh, Kuliah Kerja Nyata (KKN) tidak cukup hanya membantu desa membangun jembatan, membantu secara fisik, tetapi harus bisa membangkitkan masyarakat untuk bergotong royong, seperti mahasiswa yang KKN bersama masyarakat membangun warung, mendirikan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), dan memperbaiki mushala.
Pada saat bergotong royong itulah inilah nilai-nilai Pancasila disampaikan. Itulah pembumian Pancasila melalui program kampus, bukan hanya satu arah tetapi juga melibatkan masyarakat.
Pusat Studi Pancasila adalah lembaga kajian, pembekalan, dan pengabdian pada dunia ilmiah, civitas akademika, masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka aktualisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila.
Pusat Studi Pancasila dibentuk untuk memenuhi amanat yang diemban dalam Visi dan Misi Universitas Pancasila. "Think thank" bagi perkembangan pemikiran pembangunan karakter civitas akademika (dosen, mahasiswa, dan karyawan/pegawai).
"Think thank" yang diperhitungkan oleh lembaga negara (instansi pemerintah) dalam menggali dan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mengisi gap (misunderstanding) tentang posisi Pancasila dalam dunia ilmu pengetahuan dan agama.
Upaya untuk menjadikan Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila sebagai Pusat Konservasi Ideologi Pancasila dan Perekat Persatuan Bangsa, juga diwujudkan melalui diskusi, seminar, simposisum, riset, dan publikasi terkait kajian serta implementasi Pancasila di lingkungan kampus, masyarakat, bangsa, dan negara.
Selain itu, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan terkait dengan pembangunan karakter bangsa dan kepemimpinan berwawasan kebangsaan, menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait baik di tingkat nasional maupun internasional, menyediakan bahan ajar, modul pelatihan dan tenaga pendidik/pengajar dalam rangka implementasi nilai-nilai Pancasila.
Membumikan nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan oleh siapa saja, segenap elemen anak bangsa. Dengan pembumian nilai-nilai yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa itu, diharapkan akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang Pancasilais.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022