Pamekasan (ANTARA) - Manajemen Madura United FC memutuskan untuk memulangkan pelatih dan pemain asing yang ada di skuad mereka setelah klub Pulau Garam itu melakukan adendum kontrak di tengah kompetisi Liga 1 Indonesia 2022-23 yang dibekukan menyusul Tragedi Kanjuruhan.
"Pemulangan ini, karena Madura ingin memastikan kenyamanan pemain, apalagi kompetisi kita penuh ketidakpastian," kata Presiden Klub Madura United FC Achsanul Qosasi dalam keterangan tertulis yang diterima di Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu malam.
Sebelumnya pada Selasa (25/10), Madura United telah melakukan adendum kontrak dengan para pemain, pelatih, dan ofisial klub.
Menurut 'AQ' sapaan akrab Achsanul Qosasi, dengan adendum kontrak itu, maka Madura United FC sudah siap dengan segala kondisi. Apakah kompetisi Liga 1 Indonesia akan ditunda, dibatalkan, ataupun dilanjutkan.
"Mereka adalah pemain profesional, harus siap dengan segala kondisi, yang penting hak dan kewajiban terpenuhi," ujar AQ.
Saat ini, pemain Madura sudah berkumpul dengan keluarganya. Pemain asing dan pelatih sebagian sudah pulang ke negaranya.
Baca juga: Madura United umumkan rehat sejenak dari kegiatan sepak bola
Menurut Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Zia Ul Haq, adendum kontrak yang telah ditanda tangani pemain dan pelatih pada Selasa (25/10) itu merupakan lampiran pascakontrak yang berisi tambahan klausul atau pasal untuk memperbarui beberapa ketentuan kontrak yang sudah disepakati sebelumnya.
"Madura United adalah klub Liga 1 yang membuat adendum dengan pemain dan sponsor di tengah berhentinya kompetisi sepak bola nasional di tiga level utama," kata Zia.
Upaya adendum dilakukan agar semua pihak memiliki kepastian hukum soal hak dan kewajibannya. Proses pembicaraan manajemen klub berjuluk "Laskar Sape Kerrap" dengan pemain, pelatih, dan sponsor soal adendum kontrak tersebut berlangsung selama lima hari.
"Manajemen Madura United bersyukur semua pihak yang terlibat memahami dan setuju. Dan, alhamdulillah, semua pemain setuju, pelatih tidak keberatan, sponsor memberikan dispensasi dan pemahaman," kata Zia.
Adendum kontrak yang dilakukan oleh Madura United ini untuk menepis kekhawatiran tentang hak dan kewajiban masing-masing. Perubahan kontrak tentunya berjalan jika Liga 1 musim 2022-2023 mengalami perubahan jadwal hingga pembatalan kompetisi.
Baca juga: Madura United dukung penghentian Liga terkait tragedi Kanjuruhan
Manajemen pun mengapresiasi kesediaan pemain, pelatih, dan sponsor yang rela mengorbankan haknya terkurangi demi kebaikan bersama. Selanjutnya, Madura United berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru atau PT LIB bisa lekas memberikan kejelasan terkait kelanjutan Liga 1 2022-2023.
"Jadi, Madura United tak ingin ketidakpastian ini membuat semua pihak khawatir. Kami menghadapi musibah ini secara bersama, kami berkorban bersama, kami pun sedih bersama," kata Zia.
Saat ini, klub sepakbola berjuluk "Laskar Sape Kerrap" asuhan Fabio Lefundes ini berada di peringkat kedua dengan meraih 23 poin. Sedangkan Borneo FC berada di peringkat pertama klasemen sementara juga nilai poin yang sama.
Madura United merupakan salah satu klub sepakbola Liga 1 Indonesia yang mengusulkan agar kompetisi sementara dihentikan hingga tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 135 orang itu diusut tuntas dan para pihak melakukan pembenahan terkait regulasi kompetisi di Indonesia, baik di Liga 1, 2 hingga Liga 3 Indonesia.
Baca juga: Arema FC dukung percepatan KLB PSSI
Baca juga: PSSI tunggu lampu hijau dari pemerintah untuk lanjutkan Liga 1
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2022