"Sekarang kita tinggal melakukan simulasi saja. Jadi semua persiapan dari sisi kesehatan untuk G20 sudah, dari sisi pemeriksaan PCR, antigen di pintu masuk, di hotel, lalu kesiapan tenaga kesehatan dan ambulans semua sudah siap," kata Anom di Denpasar, Sabtu.
Anom menyampaikan, rencananya simulasi dari sisi kesehatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 4-5 November 2022, hal ini dilakukan untuk memastikan kekurangan yang harus disiapkan saat puncak G20 pada 15-16 November 2022.
Baca juga: Menko Airlangga bahas KTT G20 bersama masyarakat Indonesia di New York
Berdasarkan standar operasional yang dibentuk, Dinkes Bali telah menyediakan mini ICU di setiap hotel maupun lokasi pertemuan, dengan dilengkapi tenaga kesehatan seperti dokter jantung, anestesia umum, dan perawat.
"Di tempat acara ada empat mini ICU, yang di Hotel The Apurva Kempinski dan GWK itu saat puncaknya tanggal 15 dan 16, ada 23 klinik, dan 13 tim atau unit ambulans di sekitar lokasi yang bisa gerak cepat, kalau di ambulans ada dokter umum, perawat dan driver," ujar Kadinkes Bali.
Baca juga: KBRI Beijing terbitkan visa bagi 221 jurnalis China peliput KTT G20
Anom menyampaikan, untuk masing-masing kepala negara telah membawa tim kesehatan masing-masing, namun pihaknya tetap menyiapkan ambulans khusus yang berada di sekitar para kepala negara.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali itu menuturkan bahwa hingga saat ini tercatat ratusan tenaga kesehatan yang berkompeten dan terlatih yang akan terlibat dalam pengamanan G20 dari sisi kesehatan, namun jumlahnya belum dapat dipastikan karena masih berproses.
Baca juga: Ekonom: Presidensi G20 RI harus cari solusi mitigasi krisis pangan
Tak hanya di sekitar lokasi pertemuan, para nakes juga akan tersebar ke dalam tujuh rumah sakit rujukan yaitu RS BIMC Nusa Dua, RS Udayana, RS Siloam, Bali Mandara, RSUP Prof Ngoerah, RS Bhayangkara dan RS Universitas Udayana.
"Untuk kesiapan tempat tidur ada 1.350 bed, di ICU 92 disiapkan, termasuk juga disiapkan tempat tidur untuk COVID-19 yaitu 217 bed, dan ruang isolasi 99 ruangan. Kalau sakit biasa kan belum tentu COVID-19, jadi ruangan isolasi memang khusus untuk yang positif," kata Anom kepada media.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022