Jakarta (ANTARA News) - Menjelang peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei mendatang, Amien Rais mengajak segenap komponen masyarakat untuk "menjewer" pemerintah sekeras-kerasnya, supaya sadar bahwa pemerintah terlalu mengedepankan kepentingan asing dari pada kepentingan bangsanya sendiri. "Menjelang 20 Mei, yang masih punya rasa cinta tanah air dan nasionalisme harus kita galang dan munculkan nilai-nilai kebangsaan yang sudah hilang, lalu kita `jewer` pemerintah sekeras-kerasnya supaya sadar," katanya saat berbicara dalam acara Konsultasi Nasional Lingkungan Hidup 2006, di Jakarta, Kamis. Dalam acara itu, selain Amien Rais, juga berbicara mantan Presiden Gus Dur, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri serta budayawan dan tokoh Katolik Romo Franz Magnis Suseno serta tokoh LSM, Emmy Hafild. Menurut dia, sudah jelas sekali dan tidak bisa diingkari bahwa pemerintah selalu mengutamakan kepentingan asing dibandingkan bangsa sendiri. Dia menyebutkan ada sekitar 800-an kontrak karya yang dibuat pemerintah yang cenderung menguntungkan pihak asing. Dikatakannya pula bahwa pemerintah juga tidak menanggapi serius tuntutan menutup PT Freeport ataupun renegosiasi kontrak karya. "Blok Cepu lebih gawat lagi. Di dunia internasional, Exxonmobil telah disebut sebagai musuhnya planet Bumi, tetapi oleh Indonesia justru dianggap majikan yang harus dipuji dan dijadikan operator blok Cepu," katanya. Amien juga menyinggung soal rencana pertemuan dirinya dan beberapa tokoh politik senior dengan Presiden Yudhoyono dan pertemuan itu untuk mengingatkan Presiden agar menyadari kesalahannya. "Kemarin saya mau bertemu SBY untuk APS, bukan Asal Presiden Senang tetapi Asal Presiden Sadar. Saat ini Presiden kurang sadar, tetapi bukan berarti pingsan, tapi hanya tidak `ngeh` saja karena bagaimana mungkin bangsa sebesar ini mau dipecundangi oleh perusahaan besar," katanya. Sementara mengenai tudingan fitnah oleh Presiden yang disampaikan Sekab Sudi Silalahi, Amien membantahnya dan mengatakan bahwa bukan dirinya yang membuat surat tetapi Try Sutrisno. Sebelumnya Sudi memberikan klarifikasi kepada pers di Istana Tampak Siring, Gianyar, atas pemberitaan yang menyebut bahwa tokoh-tokoh politik senior seperti Try Sutrisno dan Amien Rais kecewa dengan sikap Presiden yang dinilai mengabaikan mereka. "Ketika kita sampaikan kepada Presiden tadi pagi di Halim, Presiden sangat kaget. Subhanallah, Naudzubillah. Pak Amien kok fitnah karena tidak ada kita menolak beliau-beliau masuk ke istana," kata Sudi Silalahi. (*)
Copyright © ANTARA 2006