Solo (ANTARA) - Tiga kepala daerah, yakni Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming berbicara tentang kepemudaan pada Forum Y20 di Solo.
Ganjar pada acara yang diselenggarakan di Pura Mangkunegaran Solo, Jumat mengatakan setiap tokoh pasti ada masanya dan setiap masa pasti ada tokohnya.
"Para pemuda zaman dulu dengan zaman sekarang sebenarnya sama, hanya tantangannya saja yang berbeda-beda," katanya.
Ia mengatakan Indonesia terbentuk atas asas konsensus pendiri bangsa dan sepakat untuk menyelesaikan apapun persoalan bangsa.
Baca juga: Y20 Indonesia mengajak pemuda berani tunjukkan jiwa kepemimpinan
"Data sains sekarang jadi suatu hal penting untuk solusi dari semua persoalan. Ini tantangan kita di depan mata. Tinggal kita memilih, mau jadi generalis atau spesialis untuk menghadapi tantangan itu," katanya.
Senada, Ridwan Kamil mengatakan hari ini bertepatan dengan tanggal 28 Oktober yang merupakan Hari Sumpah Pemuda.
"Bedanya dulu tantangannya kebebasan, kita dalam situasi nggak bisa ngapa-ngapain. Hari ini 'top of mind' pemuda adalah kesempatan," katanya.
Ia mengatakan banyak pilihan yang ada di depan mata, apakah ingin jadi pelaku ekonomi yang sukses atau ingin jadi tokoh kepemimpinan pemuda yang luar biasa.
"Di masa depan kalau kesempatan sudah merata, adil, dan makmur maka mungkin 'top of mind' pemuda di masa mendatang adalah tentang kejayaan kaitannya dengan Indonesia menjadi negara adidaya," katanya.
Untuk berkontribusi terhadap kemajuan bangsa, dikatakannya, cukup dengan menjadi manusia yang bermanfaat bagi sekitarnya.
"Bisa memberi kontribusinya dengan harta kalau dia memang di usia muda sudah luar biasa dan memberi kontribusi tentang lain-lainlah ya. Mudah-mudahan faktor itulah yang membersamai menuju tahun masa 2045," katanya.
Sementara itu, Gibran mengatakan anak muda harus diberikan banyak kesempatan untuk berekspresi dan memperlihatkan kemampuannya.
"Waktu saya jadi Ketua Inaspoc ada yang bilang saya karbitan, tapi ternyata Solo sukses jadi tuan rumah. Pada saat itu penularan COVID-19 tinggi namun tidak ada klaster, tidak ada komplain dari negara peserta. Intinya anak muda pasti diremehkan, tapi harus dibuktikan dengan capaian. Harus gaspol," katanya.
Ia mengatakan anak-anak muda harus diberi banyak kesempatan oleh para pemimpin daerah.
"Yang jelas anak-anak muda idenya liar, biasanya belum terbukti. Makanya harus dikasih kesempatan. Harapannya ini disambut dengan baik oleh para pemimpin. Diperlukan ruang kolaborasi, pintu untuk 'funding', di sisi lain regulasi dijaga juga oleh pemerintah," katanya.
Baca juga: Gubernur Jabar bertemu pelajar dan mahasiswa saat kunjungi Solo
Baca juga: Y20 bakal gelar Gaung Muda Indonesia di Surakarta pada Sumpah Pemuda
Baca juga: Kemenpora: Pemuda berperan dalam sampaikan perdamaian pada dunia
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022