"Pesparani ini bisa menjadi sarana sebagai pengungkit penguat nilai-nilai keberagaman dan toleransi melalui pelibatan berbagai umat beragama dalam perhelatan ini," katanya ketika membuka Pesparani Katolik Nasional II secara daring diikuti di Kupang, Jumat malam.
Ia mengatakan pelaksanaan Pesparani Katolik Nasional II yang sempat tertunda selama dua tahun karena adanya pandemi COVID-19 itu, tahun ini bisa terlaksana di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dia mengatakan Pesparani Katolik Nasional II merupakan sarana pembinaan dan pengembangan masyarakat Katolik Indonesia serta untuk mendorong pengembangan seni budaya gereja dengan sentuhan lokal.
Ia berharap, melalui tema "Membangun Persaudaraan Sejati untuk Indonesia Maju", Pesparani bisa menjadi sarana bagi umat Katolik untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
Melalui Pesparani, kata dia, umat Katolik dapat menunjukkan sportivitas dan kreativitas dalam mengapresiasi seni budaya bangsa yang diinkultrasikan dalam tradisi, kebiasaan, dan budaya musik, serta nyanyian dalam lingkungan Gereja Katolik.
Ia optimistis Pesparani menjadi istimewa dan menguatkan upaya melestarikan keindonesian dalam kebersamaan dengan mereka berkeyakinan lain, serta mewujudkan tekad dan kerja bersama untuk menjaga dan merawat harkat dan martabat manusia.
"Melalui Pesparani marilah kita semua merayakan makna toleransi dan moderasi beragama untuk terus mewujudkan toleransi, kesetaraan dan kerja sama sebagai tiga dimensi yang membentuk kerukunan umat beragama," katanya.
Baca juga: Ketua Konferensi Wali Gereja Indonesia doakan korban kapal terbakar di NTT
Ia mengatakan kerja sama , sinergi, dan kolaborasi para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan lembaga keagamaan dari semua lembaga keagamaan, termasuk lembaga Pesparani, untuk terus menjaga dan melestarikan keragaman itu.
Dia menambahkan harapan itu harus diwujudkan karena salah satu pilar penting tegaknya NKRI adalah agama.
Kementerian Agama juga memfasilitasi semua agama dalam pembinaan dan pengembangan aktivitas keagamaannya, antara lain Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) bagi umat Muslim, Pesparawi untuk umat Kristen, Utsawa Dharma Gita untuk umat Hindu, serta Muhaniti Loka Dhamma untuk umat Buddha.
"Kami bangga karena perhelatan Pesparani II menjadi media kolaborasi antarberbagai agama, tokoh agama, tokoh masyarakat sehingga menjadi perekat persatuan dan kesatuan bangsa di tengah terus bertingkahnya berbagai kelompok intoleran," kata Yaqut Cholil Qoumas.
Ia mengatakan partisipasi kontingen Pesparani II yang berasal dari 34 provinsi dan berkumpul bersama di Kupang akan mendorong cara beragama masyarakat menjadi lebih toleran tanpa kekerasan, menghargai budaya, memiliki komitmen kebangsaan yang kuat dan memberikan energi positif.
Hal itu, katanya, akan tercermin keteguhan umat Katolik dalam iman serta kecintaan pada bangsa dan negara.
Baca juga: 2.800 peserta Pesparani Katolik Nasional II telah tiba di Kupang
Dia berharap, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa memperoleh pertumbuhan ekonomi dari perhelatan Pesparani II dan merasakan dampak positif yang berkelanjutan.
"Kami berharap ada keceriaan dalam berlomba dan kenangan yang indah pada Pesparani II menjadi semangat bagi seluruh kontingen dan pendukung untuk terus memajukan seni budaya dan budaya dalam beribadah," katanya.
Ketua Umum Pesparani II di Kota Kupang Haji Jamal Ahmad mengatakan kegiatan Pesparani yang diikuti hampir 2.800 peserta dari 34 provinsi di Indonesia berlangsung 28-31 Oktober 2022.
Dalam kegiatan Pesparani di Kota Kupang tidak saja melibatkan umat Katolik tetapi juga didukung umat lintas agama sebagai wujud suatu daerah yang menjunjung tinggi semangat toleransi beragama.
Sebagai seorang tokoh Muslim yang juga mantan Ketua NU NTT, ia menyatakan bersyukur dipercaya umat Katolik untuk menjadi ketua umum panitia dalam perhelatan berskala nasional ini.
Pembukaan Pesparani II dihadiri Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Monsinyur Ignatius Kardinal Suharyo, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur Josef Nae Soi, Kapolda NTT Irjen Pol Jony Asadoma, serta para petinggi TNI dan Polri dan Penjabat Wali Kota Kupang George Melkianus Hadjoh dan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe serta belasan ribu umat Katolik setempat.
Baca juga: Pemda NTT apresiasi pelaksanaan Pesparani Katolik II di Kupang
Baca juga: NTT usulkan Rp50 miliar ke Pusat untuk Pesparani Nasional
Baca juga: Ketua NU NTT jadi Ketua Umum Pesparani Nasional demi rawat kebhinekaan
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2022