Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung menilai maju atau mundurnya suatu bangsa sangat dipengaruhi dan bergantung dari para pemuda.
“Pemuda merupakan jantung, urat nadi kemajuan bangsa, dan peradaban bangsa,” ujar Pramono dalam pernyataannya menyambut Peringatan Sumpah Pemuda Tahun 2022 seperti dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet di Jakarta, Jumat.
Karena itu, Pramono mengajak para pemuda untuk berperan signifikan dalam memajukan dan membangun bangsa.
“Pemerintah mengharapkan pemuda selalu mempunyai peran yang signifikan untuk memajukan dan membangun bangsanya,” ujarnya.
Pramono mengucapkan selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda. Dia mengajak semua pihak mengedepankan peran pemuda dalam membangun bangsa.
“Selamat Hari Sumpah Pemuda, wahai putra-putri Indonesia kebanggaan bangsa! Mari bersatu merapatkan dan menjadikan pemuda sebagai penentu arah bangsa ke depan,” kata dia.
Baca juga: Wapres Ma'ruf: Sumpah Pemuda jadi momentum kebangkitan konten kreatif
Baca juga: Kemendikbudristek: Hari Sumpah Pemuda tingkatkan semangat kaum muda
Sebelumnya, para pejabat dan pegawai di lingkungan Lembaga Kepresidenan melaksanakan Upacara Peringatan Ke-94 Hari Sumpah Pemuda Tahun 2022, Jumat (28/10), di Lapangan Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Upacara dihadiri jajaran Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg), Sekretariat Kabinet (Setkab), Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), dan Kantor Staf Presiden (KSP). Bertindak selaku Inspektur Upacara Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan Kemensetneg Gogor Oko Nurhayoko.
“Peringatan Hari Sumpah Pemuda kita gulirkan setiap tahun sebagai upaya menghadirkan kembali nilai-nilai sejarah masa lalu untuk direnungkan dan ditemukan kristalisasi pembelajarannya guna dijadikan inspirasi langkah kita menuju bangsa yang besar,” ujar Gogor membacakan amanat tertulis Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali.
Amali mengajak semua elemen untuk menyikapi perbedaan sikap primordial, suku, agama, serta berbagai kepentingan lainnya sebagai faktor penguat dan bukan faktor yang melemahkan.
“Sejarah mencatat sikap pemuda di masa itu yang memilih menjadikan semua perbedaan sebagai faktor penguat telah menjadi tonggak yang kuat yang mampu mengantarkan bangsa kita menuju proklamasi kemerdekaan,” ujarnya.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022