Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan tren pertumbuhan ekspor hingga Maret 2006 mencapai sekitar 12 persen sedangkan tahun lalu mencapai 19 persen. "Memang tahun ini dibanding tahun lalu akan lebih rendah pertumbuhannya tapi tetap secara mendasar masih baik bagi Indonesia mengingat tahun-tahun sebelumnya pertumbuhannya di bawah 10 persen," katanya di Jakarta, Rabu. Menurut dia, dengan harga komoditi yang masih baik, maka pertumbuhan ekspor yang diperkirakan lebih kecil dibanding tahun lalu masih akan menyumbang angka pertumbuhan ekonomi. "Permintaan di kawasan Asia masih cukup tinggi untuk komoditi industri berbasis pertanian dan juga kelihatannya peluang yang tercipta dengan apa yang dialami RRC di Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) dan sepatu juga memberi peluang bagi kita untuk mengalami pertumbuhan ekspor dari sektor yang sifatnya padat karya," kata Mari yang akan menyusul Wapres Jusuf Kalla ke RRC, Rabu malam. Pertumbuhan ekonomi, lanjut dia, juga akan tergantung pada peningkatan investasi dalam negeri. Terkait menguatnya rupiah atas dolar AS beberapa waktu ini, Mari mengatakan tidak akan mempengaruhi daya saing produk ekspor Indonesia karena negara saingan seperti RRC juga mengalami hal yang sama. "Eksportir pasti terpengaruh tapi menurut saya bagaimana mereka harus melihat biaya-biaya lain. Disamping itu bagaimana perubahan nilai tukar kita dibandingkan negara pesaing kita karena RRC juga mengalami penguatan mata uang. Jadi kalau sama-sama menguat dari segi daya saing di pasar yang sama tidak berubah," katanya. Kunjungan Wapres di RRC adalah untuk mengamati zona ekonomi khusus RRC dan menghadiri Boao Forum for Asia yaitu semacam forum pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah RRC yang dihadiri beberapa kepala negara serta tokoh-tokoh bisnis untuk membahas berbagai isu. Tema pertemuan tersebut membahas pertumbuhan di kawasan Asia dan bagaimana meningkatkannya. "Kami juga akan melakukan pertemuan-pertemuan bilateral termasuk dengan wakil Mendag China tapi itu pertemuan informal," katanya. Dalam pertemuan tersebut Wapres dijadwalkan menjadi pembicara kunci sedangkan Mendag menjadi pembicara mengenai WTO dan Agenda Pembangunan Doha.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006