Ubud, Bali (ANTARA News) - Negara-negara ASEAN menyatakan kecewa terhadap Myanmar, yang dianggap tidak membuat kemajuan dalam menjalankan proses demokratisasi serta terus menutup diri terhadap keluarganya sesama anggota ASEAN. Kekecewaan itu timbul menyusul kunjungan Menteri Luar Negeri Malaysia, Sayed Hamid Albar, pada akhir Maret lalu ke Myanmar dan akan menjadi pembahasan para Menlu 10 negara anggota ASEAN di Ubud, Bali, pada Rabu dan Kamis (20/4). "Saya tidak sepenuhnya gembira. Kita ingin melakukan kontak dengan semua pihak, tapi ternyata tidak bisa," kata Menlu Albar ketika baru tiba di Ubud, Bali, Rabu, untuk mengikuti pertemuan informal para menlu ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting Retreat). Albar mengatakan kedatangannya di Myanmar sebagai wakil ASEAN pada Maret di satu pihak merupakan peluang bagus untuk menyampaikan secara terbuka pandangan ASEAN terhadap proses demokratisasi di Myanmar. Namun di pihak lain, ia merasa tidak puas karena tidak dapat bertemu dengan pihak-pihak yang justru ingin ditemuinya. Dalam kunjungannya ke Myanmar, Menlu Malaysia itu tidak diperbolehkan bertemu dengan Aung San Suu Kyi, tokoh demokrasi yang oleh junta militer dikenai tahanan rumah. Di Myanmar, ia hanya sempat melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Soe Win dan Menlu U Nyan Win. Kekecewaan juga dilontarkan oleh Menteri Luar Negeri Thailand, Kantathi Supamongkorn. "Ya, kami sangat kecewa, kami akan membahasnya malam ini (Rabu malam, red) dan mencari jalan terbaik untuk menghadapi ini," kata Supamongkorn. Menlu Thailand meminta Myanmar untuk secara konsisten menjalankan rekonsiliasi nasional dengan kerangka waktu yang jelas. Ia juga berharap Myanmar mau bekerja sama dengan baik dengan masyarakat internasional. tidak terus menutup diri. "Harus ada kemajuan, dong. Tidak bisa seperti itu terus," kata Sekjen ASEAN Ong Keng Yong.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006