Jakarta (ANTARA) - Selain pemerintah, pelaku industri juga berperan penting dalam mendorong inklusi keuangan digital agar para pelaku UKM di Indonesia bisa mengadopsi teknologi digital dengan cepat dan mendorong perkembangan bisnisnya.
"Demi mendukung percepatan inklusi keuangan melalui pendekatan platform digital yang menyasar pelaku UKM, peran pemerintah dan pelaku industri digital sangat penting untuk memberi pendampingan secara terstruktur dan berkala sampai sasaran edukasi bisa memahami cara kerja fitur di dalam platform untuk membantu usahanya berkembang," kata pengamat ekonomi digital Bhima Yudhistira dalam satu diskusi, Kamis.
Bhima yang juga Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) itu mengatakan bahwa dengan percepatan literasi keuangan digital dan adopsi solusi digital yang tepat, pelaku UKM dapat menjalankan bisnis dengan lebih efektif dan efisien sehingga memperkuat daya saing.
Melihat besarnya peluang peningkatan inklusi keuangan lewat layanan digital, platform lokapasar B2B GudangAda menghadirkan ekosistem digital inklusif bagi UKM dan pemain rantai pasok yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis, kata CEO & Founder GudangAda Stevensang.
Baca juga: Perusahaan rintisan GudangAda dapat pendanaan 25,4 juta dolar
Stevensang mengatakan, GudangAda hadir sebagai sebagai platform e-commerce B2B bagi produsen, pedagang, grosir, dan pedagang eceran. Dan upaya percepatan inklusi keuangan bisa dimulai dari integrasi seluruh rantai pasok agar mudah terhubung.
"Gagasan digitalisasi secara inklusif bisa efektif dilakukan jika pelaku digital bisa memberdayakan para pemain rantai pasok dan pedagang tradisional di indonesia. Kehadiran GudangAda sendiri bukan untuk menggantikan peran para pemain di industri B2B melainkan untuk memberdayakan mereka agar menggunakan pendekatan digital," katanya.
Tak terbatas pada kehadiran solusi bisnis end-to-end, GudangAda juga senantiasa mengedukasi para pelaku UKM untuk memastikan mereka dapat menggunakan aplikasi secara optimal dan aman lewat keberadaan tim Business Development GudangAda yang terdapat di 500 kota, di seluruh Indonesia.
Dengan begitu, jelas Stevensang, diharapkan adopsi solusi digital GudangAda bisa berjalan dengan lancar dan tepat guna bagi bisnis UKM.
Terdapat tiga layanan utama pada ekosistem digital GudangAda yang saling terintegrasi, yaitu tempat jual beli para pedagang, GudangAda Logistik yang merupakan layanan pengiriman pesanan mudah, aman dan dapat diandalkan serta GudangAda Solusi yang merupakan aplikasi kasir dan manajemen stok toko untuk para pedagang.
GudangAda Solusi memudahkan pedagang melakukan digitalisasi operasional toko termasuk di dalamnya manajemen stok & harga, laporan transaksi jual & beli, laporan laba/rugi, pencetakan struk, dan manajemen pelanggan & karyawan.
Semenjak diluncurkan di Agustus 2022, GudangAda Solusi telah digunakan oleh lebih dari 9.000 pedagang grosir mitra GudangAda untuk mengatur secara digital operasional toko mereka, dengan total omset mencapai Rp250 miliar.
Melalui aplikasi GudangAda Marketplace, dan GudangAda Solusi yang saling terintegrasi pelaku UKM dan pemangku kepentingan industri rantai pasok mendapatkan solusi bisnis digital komprehensif yang dapat diandalkan untuk meningkatkan daya saing.
Aplikasi GudangAda saat ini telah digunakan oleh lebih dari 1 juta pengguna dan lebih dari 200 principal brand telah bergabung di dalam ekosistem GudangAda. Ke depannya, GudangAda menargetkan untuk merangkul lebih banyak pelaku UKM sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam mendigitalisasi 30 juta UKM di 2024.
Baca juga: Kolaborasi pemerintah dan platform digital bantu UKM kembangkan bisnis
Baca juga: Pemprov Jawa Barat dorong UKM tumbuh sehat melalui ekosistem digital
Baca juga: DEWG ke-4 ajang unjuk gigi inovasi digital & UMKM
Pewarta: Suryanto
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022