Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membeberkan 20 negara asal Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang banyak masuk ke Indonesia terpantau mengalami kenaikan kasus positif COVID-19 yang signifikan dan beberapa diantaranya sudah menemukan varian XBB.
“Jadi, dari lima negara terbanyak yang warga negaranya sering masuk ke Indonesia, yaitu Australia, Malaysia, India, Singapura, dan Inggris,” kata Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes, Achmad Farchanny Tri Adryanto dalam Talkshow Hadapi Varian Baru: Kencangkan Prokes, Tuntaskan Vaksinasi yang diikuti daring di Jakarta, Kamis.
Dalam data Kemenkes per 19 Oktober 2022, ke-20 negara yang terpantau mengalami kenaikan kasus, adalah Australia, Malaysia, India, Singapura, Inggris (UK), Amerika Serikat, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Rusia, Belanda, Vietnam, Jepang, Selandia Baru, Filipina, Thailand, China, Spanyol, dan Kanada.
Baca juga: Reisa: Varian XBB lebih cepat menular dibanding BA.5 dan BA.2
Sementara penemuan varian XBB dilaporkan paling banyak terjadi pada negara India dan Singapura.
Farchanny menyatakan adanya peningkatan kasus tersebut sudah sepatutnya mulai diwaspadai oleh semua pihak, karena beberapa negara memiliki lokasi yang berdekatan dengan Indonesia, sehingga dikhawatirkan dapat lebih meluaskan penyebaran infeksi.
Hal lain yang menurutnya harus diwaspadai adalah beberapa daerah yang bersinggungan langsung dengan negara terkait, seperti Batam, Kepulauan Riau misalnya. Pelaku perjalanan yang mengunjungi Batam didominasi oleh PPLN asing.
“PPLN yang datang dari Singapura mencapai 26.851 orang untuk periode tanggal 9-15 Oktober. Jadi, rata-rata per minggunya itu antara 20.000 sampai 30.000 orang masuk ke Batam dari Singapura,” ujarnya.
Farchanny mengatakan pemerintah terus melakukan pemantauan terhadap situasi global dan perkembangan varian XBB. Sebagai upaya untuk mencegah infeksi meluas di masyarakat, saat ini pemerintah meningkatkan pengawasan kekarantinaan kesehatan.
Pengawasan itu dilakukan tidak hanya pada para PPLN, tetapi juga terkait dengan alat angkut dan barang-barang di pintu masuk, khususnya yang berasal dari negara-negara terjangkit varian XBB.
Kemenkes juga berpartisipasi dengan meningkatkan sekuensing terhadap kasus positif COVID-19 yang ditemukan pada laboratorium-laboratorium rujukan.
“Semua kasus positif PCR yang kita temukan harus kita periksa lebih lanjut dengan pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS). Supaya secepatnya dapat mengetahui varian dan sub-varian dari kasus positif ini. Semua laboratorium yang sudah mampu melakukan pemeriksaan WGS sudah kita sampaikan ke dinas-dinas kesehatan,” ujar dia.
Baca juga: Kemenkes: Empat pasien kasus XBB di Indonesia sudah sembuh
Baca juga: Epidemiolog: Perkuat prokes guna mencegah risiko penularan varian XBB
Kemudian, pemerintah juga meningkatkan sistem surveilans dan kolaborasi pintu masuk dan wilayah. Sementara peningkatan cakupan vaksinasi, utamanya dosis lengkap dan penguat juga terus dijalankan meski saat ini sedang terjadi kelangkaan vaksin di sejumlah daerah.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap disiplin dan mengencangkan protokol kesehatan, yakni memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak juga terus diserukan agar masyarakat tidak abai dan terlindungi.
“Mari kita jadikan pemakaian masker dan cuci tangan sebagai gaya hidup. Kemudian, yang kedua ayo lengkapi dosis vaksinasi kita,” katanya.
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022