Batam (ANTARA) - Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Batam Kepulauan Riau meningkatkan pengawasan di pintu masuk yang ada di daerah setempat bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) untuk mencegah penyebaran COVID-19 varian XBB.

Kepala Bidang Pengendalian Karantina dan Survailance Epidemiologi KKP Batam, dr Romer Simanungkalit di Batam, Kamis mengatakan, hal tersebut merujuk pada surat edaran dari Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI terkait upaya deteksi dini dan pengetatan penerapan protokol kesehatan di pintu masuk PPLN.

Baca juga: Pemkab Boyolali minta masyarakat waspadai subvarian baru Omicron XBB

"Nanti akan dilakukan pengecekan suhu tubuh, pengecekan gejala yang lain seperti batuk, flu dan lainnya di pintu masuk. Orang-orang yang terdeteksi demam, yang suhu tubuhnya lebih dari 37 derajat atau memiliki gejala lain akan lanjut ke pemeriksaan PCR di pelabuhan," kata dr Romer.

Selain itu ia menyebutkan pengecekan vaksinasi COVID-19 serta pengetatan dalam penggunaan masker juga menjadi salah satu upaya yang dilakukan KKP Batam.

"Peningkatan pada pengecekan vaksin COVID-19 jadi pelaku perjalanan harus sudah vaksin minimal 2 kali. Pengetatan penggunaan masker, dan mencuci tangan di pelabuhan dan juga fasilitas-nya akan kembali di penuhi. Dan imbauan penggunaan masker akan di gencarkan lagi," kata dia.

Baca juga: Pakar ingatkan vaksinasi cegah penularan cepat Omicron subvarian XBB

Lebih lanjut dr Romer menyebutkan ke depan pihaknya juga mendorong penyediaan sentra vaksinasi COVID-19 dosis penguat atau booster yang berlokasi di pelabuhan.

"Saat ini kondisi di seluruh Indonesia vaksin COVID-19 sedang kosong, tapi kemarin sudah di sepakati secara nasional bahwa secepatnya akan didorong untuk penyediaan vaksin di seluruh Indonesia salah satunya nanti programnya akan mendorong kembali masyarakat untuk menggiatkan vaksin booster," ujar dr Romer.

Meskipun COVID-19 varian XBB sudah mewabah di Singapura namun hingga saat ini pihaknya belum melakukan pengetatan secara persyaratan perjalanan bagi PPLN.

Baca juga: Penerima dosis ketiga capai 64,75 juta jiwa penduduk Indonesia

Hal tersebut dikarenakan ada beberapa hal yang harus di antisipasi salah satunya dalam mendukung acara/kegiatan bertaraf internasional yang saat ini tengah dilaksanakan di Indonesia yaitu G20.

"Karena dari awal arahan Presiden yaitu kita melakukan relaksasi di pintu masuk, jadi agak riskan kalau dilakukan kembali pengetatan jika tanpa dasar epidemiologi yang kuat. Apa lagi ini ada event-event nasional dan event G20 yang sedang berlangsung," demikian dr. Romer.

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2022