Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia ingin meminta ketegasan Amerika Serikat (AS) tentang kemitraan strategis kedua negara terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan. Kejelasan itu penting, sehingga arah kerjasama kedua negara dalam bentuk kemitraan strategis semakin nyata dan berjalan baik, kata Dirjen Strategi Pertahanan (Strahan) Departemen Pertahanan (Dephan) Mayjen Dadi Susanto di Jakarta, Rabu.Ketegasan hubungan itu akan dipertanyakan Indonesia dalam forum dialog keamanan RI-AS (Indonesian-United States Security Dialogue-IUSSD) yang akan digelar di Washington 23-30 April 2006. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Condoleeza Rice saat berkunjung ke Indonesia beberapa waktu lalu mengatakan, RI dan AS akan membangun kerjasama yang semakin kokoh dalam bentuk kemitraan strategis. Dadi selaku ketua delegasi Indonesia dalam forum ke-4 IUSSD, mengatakan, selama ini kerjasama pertahanan dan keamanan antara RI dan AS telah berangsur membaik pasca pencabutan embargo pada November 2005. Namun, ada beberapa hal yang masih perlu dimintai ketegasan dari pemerintah AS tentang tindaklanjut kebijakan pencabutan embargo tersebut. Misalnya, bagaimana realisasi kebijakan mengenai Foreign Military Sales (FMS) dan Foreign Military Financing (FMF) serta program pelatihan IMET yang saat embargo diberlakukan, masih sangat terbatas. Selain tindaklanjut pencabutan embargo, RI juga ingin meminta ketegasan AS soal kemitraan strategis yang ditawarkan, terutama yang berkaitan dengan kerjasama pertahanan, keamanan dan militer kedua negara. Dalam kegiatan itu, akan dibicarakan pula mengenai pengamanan Selat Malaka, penanganan terorisme termasuk bio terrorism dan cyber terrorism serta keamanan kawasan Asia Tenggara. Dialog kerjasama keamanan Indonesia-AS diawali dengan pertemuan pertama di Jakarta pada 2002, dan dilanjutkan dengan pertemuan kedua dan ketiga masing-masing di Washington DC dan Jakarta. Kegiatan tersebut, antara lain membahas berbagai hal yang berkaitan dengan peningkatan kerjasama keamanan dua negara, termasuk dalam mengantisipasi perkembangan lingkungan strategis regional dan global. Selain berdialog, akan diadakan pula kunjungan ke Pentaon, untuk melihat langsung sistem penanganan terorisme, dan seminar mengenai kerjasama keamanan dan pertahanan kedua negara yang diselenggarakan oleh lembaga United States-Indonesia (USINDO).(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006