Mengingat peningkatan inflasi, ekspektasi inflasi, serta tekanan permintaan yang sedang berlangsung dalam perekonomian negara tersebut, dewan pimpinan Bank of Canada memperkirakan suku bunga kebijakan perlu dinaikkan lebih lanjut, demikian menurut keterangan pers dari bank sentral Kanada itu.
Dalam tiga bulan terakhir, inflasi indeks harga konsumen (CPI) Kanada turun dari 8,1 persen menjadi 6,9 persen, terutama disebabkan oleh penurunan harga bensin. Namun, tekanan harga tetap berbasis luas, dengan dua pertiga komponen CPI meningkat lebih dari 5 persen selama setahun terakhir.
Kebijakan preferensi Bank of Canada untuk inflasi inti belum menunjukkan bukti signifikan bahwa tekanan harga yang mendasari telah mereda. Bank itu memperkirakan inflasi CPI akan mereda setelah suku bunga yang lebih tinggi membantu menyeimbangkan kembali permintaan dan penawaran, tekanan harga dari gangguan pasokan global menurun, dan efek-efek sebelumnya dari harga komoditas yang lebih tinggi teratasi.
Inflasi CPI diproyeksikan akan turun menjadi sekitar 3 persen pada akhir 2023 dan kembali ke target 2 persen pada akhir 2024. Menurut bank tersebut, ekonomi Kanada terus beroperasi dalam kelebihan permintaan dan pasar tenaga kerja tetap ketat.
Berbagai efek dari kenaikan suku bunga acuan baru-baru ini semakin terlihat di sektor-sektor ekonomi yang sensitif terhadap suku bunga, yakni aktivitas perumahan mengalami penurunan tajam serta pengeluaran rumah tangga dan bisnis melemah.
Bank of Canada memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Kanada melambat dari 3,25 persen di tahun 2022 menjadi hanya di bawah 1 persen pada tahun 2023 dan 2 persen pada 2024. Pengetatan kuantitatif terus berlanjut dan melengkapi kenaikan suku bunga acuan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022