Kita berharap sektor properti akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi,
Jakarta (ANTARA) - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memperkirakan sektor properti Indonesia akan tumbuh positif di tengah bayang-bayang suram perekonomian global pada 2023.
"Kita berharap sektor properti akan bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang terjadi," kata Head of Research JLL Yunus Karim dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.
Yunus mengatakan, secara makroekonomi diperkirakan pada 2023 akan terdapat bayang-bayang suram pada perekonomian global.
"Namun, sejauh yang kami ketahui Indonesia tetap memiliki pertumbuhan yang positif di mana IMF sebagai lembaga internasional menyatakan Indonesia masih akan bertumbuh positif secara ekonomi di atas 5 persen," katanya.
Baca juga: Konsultan: Ajang G20 beri dampak positif bagi bisnis hotel di Bali
Dalam kesempatan yang sama, Country Head JLL James Allan optimistis bahwa Indonesia tetap menjadi tujuan investasi properti yang menarik bagi investor lokal maupun global.
"Investor asing dan lokal tetap aktif melihat Indonesia sebagai tujuan investasi yang menarik mengingat potensi sosioekonomi yang dimiliki," kata James Allan.
Selain sektor properti tradisional seperti pergudangan modern dan rumah tapak, sektor properti alternatif seperti pusat data (data centre), pendidikan dan kesehatan juga merupakan sektor yang dilirik oleh para pelaku bisnis properti.
Meskipun Jakarta masih menjadi pintu utama untuk berinvestasi di Indonesia, pembangunan ruas jalan tol baru dan jalan tol luar kota diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pengembangan properti di kota-kota lainnya.
Baca juga: BI lanjutkan DP 0 persen kredit kendaraan bermotor & properti di 2023
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah melakukan stress test untuk mengidentifikasi risiko dan langkah yang perlu disiapkan untuk menghadapi ancaman resesi global pada 2023.
Luhut menyebut Indonesia bersiap menghadapi the perfect storm. Kondisi ini terjadi karena adanya tiga permasalahan secara bersamaan, yaitu ancaman inflasi tinggi termasuk beberapa negara maju, resesi baik teknis maupun efektif, dan ketidakpastian akibat kondisi geopolitik. Kondisi perfect storm bisa terjadi pada negara manapun di dunia, sehingga Indonesia pun harus berhati-hati.
Terlebih dengan situasi perang Rusia-Ukraina yang tidak tampak akan berakhir dan justru semakin memanas dan dikhawatirkan akan semakin membuat krisis pangan dan energi berlangsung lebih lama.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022