Yogyakarta (ANTARA News) - Kawasan wisata alam di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), termasuk Plawangan dan Turgo serta Telogo Puteri dan Telogo Muncar, mulai 20 April 2006 ditutup untuk mengantisipasi kemungkinan Gunung Merapi meletus.
Menurut Kepala Resor Polisi Hutan Kaliurang, Suharyono, Rabu, penutupan kawasan obyek wisata itu dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan, atau sampai memperoleh informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta bahwa kawasan tersebut layak dibuka kembali.
Sementara itu dari pemantauan ANTARA, hingga Rabu siang tampak beberapa wisatawan domestik masih mengunjungi kawasan Telogo Putri, Kaliurang.
Sedangkan penutupan Hutan Wisata Pronojiwo dan Plawangan sudah dilakukan sejak diumumkan peningkatan status aktivitas Gunung Merapi dari waspada ke siaga, sejak 12 April lalu.
Sebagian besar pedagang di kawasan obyek wisata Kaliurang pada Rabu (19/4) sekitar pukul 09.00 WIB mulai menutup warungnya, setelah mereka membaca berita di koran lokal yang menyebutkan Merapi akan meletus pada tujuh hingga 10 hari mendatang.
Hingga Rabu siang tampak hanya lima pedagang yang masih membuka warungnya, dari sekitar 80 pedagang yang ada di kawasan wisata setempat.
Mereka mengatakan, masih bertahan untuk tetap berjualan, karena berdagang merupakan satu-satunya mata pencaharian mereka selama ini.
Setelah ada instruksi penutupan kawasan hutan wisata ini pun, mereka menyatakan akan tetap berjualan. Sebab, menurut mereka, dari pengalaman selama ini setiap aktivitas Gunung Merapi meningkat, masih ada wisatawan yang datang dan membeli dagangan mereka, terutama makanan khas Kaliurang yaitu `jadah` (semacam dodol yang terbuat dari beras ketan) dan `tempe bacem`.
Aktivitas vulkanik Merapi hingga Rabu siang masih berstatus `siaga`, dan pihak BPPTK Yogyakarta mengimbau warga masyarakat yang berada di kawasan kaki gunung itu tidak melakukan aktivitas di kawasan rawan bencana, seperti di sejumlah sungai yang berhulu di gunung tersebut, terutama para penambang pasir di sungai, diminta untuk menghentikan kegiatan penambangannya.
BPPTK juga meminta wisatawan maupun warga masyarakat untuk tidak mendaki ke puncak Merapi.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006