alternatif utama adalah gas sebagai transisi energi
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendorong pemanfaatan gas sebagai sumber energi di masa depan sebagai upaya menangani kebutuhan energi yang terus meningkat.
“Konsumsi minyak naik sampai 1,5 barel, sementara produksi jauh di bawah itu, alternatif utama adalah gas sebagai transisi energi,” kata Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Mustafid Gunawan dalam forum diskusi kebijakan implementasi Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, pemerintah mengupayakan agar terciptanya permintaan gas yang baik untuk pasar domestik maupun ekspor, hal ini bertujuan agar gas yang diproduksi pada 2030 dapat terserap dengan baik.
Selain itu pihaknya akan memaksimalkan pemanfaatan gas dalam negeri dengan mengembangkan infrastruktur gas bumi melalui pembangunan pipa gas.
“Kita sebut rencana induk infrastruktur gas bumi ini sebagai pedoman bagi kita semua bahwa gas akan disalurkan ke mana tergantung rencana induk,” ujarnya.
Lebih lanjut, pada masa transisi energi fosil menuju energi bersih, gas diprediksi bakal menjadi andalan.
“Karena dari sisi cadangan juga besar,” jelasnya.
Pihaknya juga menyebut penggunaan gas dalam negeri pada 2021 mencapai 64,32% dari total produksi gas nasional dengan penyaluran gas sebesar 5.743 miliar british thermal unit per hari (BBTUD).
Dengan demikian, pemerintah menjamin ketersediaan gas untuk kebutuhan domestik melalui eksplorasi penemuan cadangan baru, produksi satu juta barel, pengembangan infrastruktur secara berkelanjutan, serta melakukan penataan permintaan yang dekat dengan potensi pasokan gas bumi dengan prinsip people follow energy agar tercipta efisiensi.
Baca juga: Wapres: Lembaga keuangan-pengusaha kolaborasi biayai transisi energi
Baca juga: Sri Mulyani harap PLN bisa sediakan program kerja sama kurangi emisi
Baca juga: Menko Airlangga: Transisi energi harus adil dan terjangkau masyarakat
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022