Kota Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengapresiasi kerajinan rajut yang dibuat oleh Kelompok Rajut Bertumbuh Benang Emas 64132 Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri, Jawa Timur, karena unik dan berhasil menembus pasar luar negeri.
"Hasil kreasi dari Kelompok Rajut Bertumbuh Benang Emas 64132 Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri itu sederhana tapi unik," katanya di Kediri, Rabu (26/10).
Ia mengatakan, produk rajutan Kelompok Rajutan Singonegaran ini bagus. Selain itu, membeli produk dari perajin asli dari Indonesia juga mengikuti instruksi dari Presiden Joko Widodo untuk memakai produk dalam negeri.
"Membeli produk dalam negeri kualitasnya juga bagus, sehingga tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri. Dengan membeli produk lokal, tentunya perputaran roda perekonomian di Kota Kediri bisa semakin bagus," katanya.
Baca juga: Produk ecoprint buatan Banyumas tembus pasar luar negeri
Wali Kota juga ikut mempromosikan produk kerajinan rajut tersebut kepada kepala OPD Kota Kediri dalam acara temu warga "Kopi Tahu". Warga juga bisa memesan kerajinan rajut tersebut.
"Kepala OPD dan ibu-ibu kalau mau silakan pesan. Kalau sekarang mungkin harganya masih murah, tapi entah 1-2 tahun lagi sudah tidak ada orang yang bisa merajut pasti harganya tinggi," katanya.
Sementara itu, Miko, bagian promosi di Kelompok Rajut Bertumbuh Benang Emas 64132 Kelurahan Singonegaran, Kota Kediri, mengatakan kerajinan rajut ini dibuat oleh warga Kelurahan Singonegaran di RT 07 RW 02.
Menurut dia, awalnya karena pandemi COVID-19, ibu-ibu di Kelurahan Singonegaran tersebut berusaha melakukan kegiatan yang bermanfaat.
"Akhirnya mereka berinisiatif untuk mengusulkan pelatihan rajut kepada Ketua RT 07 pada bulan Desember 2021 melalui Prodamas. Awalnya hanya sembilan orang yang tergabung dalam kelompok rajut ini, sekarang sudah ada 25 orang yang ikut merajut untuk memajukan usaha bersama," katanya.
Baca juga: Pemkot Depok fasilitasi pemasaran produk kerajinan ke Eropa
Dari pelatihan itu, kata dia, produk yang dihasilkan beragam bahkan bisa dijual hingga luar negeri. Harganya juga relatif terjangkau.
"Dari pelatihan rajut itu, sekarang sudah menjadi Kelompok Rajut Bertumbuh Benang Emas 64132. Produk rajutan kami sudah dijual sampai luar negeri, ke Taiwan dan Hong Kong. Kami bisa jual ke luar negeri itu promosinya melalui teman dan dibawa oleh para TKW dan TKI," kata Miko.
Ia mengakui, produk rajutan dari Kelompok Rajut Kelurahan Singonegaran masih tergolong baru sehingga belum dipasarkan secara daring.
Namun, pihaknya sudah berencana untuk merambah ke penjualan daring. Saat ini sedang mempersiapkan tenaga kerjanya dan ragam produknya. Produk yang ada saat ini adalah tas, dompet, dan peci dengan harga terjangkau.
Baca juga: Produk kerajinan Tasikmalaya dipromosikan tembus pasar ekspor
"Belum bisa membuat sweater dan sepatu karena untuk membuat produk itu butuh latihan lebih lanjut. Produk kami semua dibuat dengan menggunakan tangan atau handmade," kata Miko.
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022