London (ANTARA News) - Michael Jackson, yang kini berupaya menghidupkan kembali karir nyanyinya menyusul pembebasan dirinya dari tuduhan pedofilia, telah bekerja sama dengan sebuah label di Bahrain untuk merekam album barunya yang akan dirilis pada tahun depan, label tersebut menyatakan Selasa. Sebuah pernyataan yang disiarkan atas nama Two Seas Records mengemukakan eksekutif industri musik Inggris, Guy Holmes, telah ditunjuk menjadi CEO usaha patungan yang baru dibentuk antara Jackson dan anggota keluarga kerajaan Bahrain, Abdullah Hamad al-Khalifa. Holmes, yang kini merencanakan akan membagi waktunya antara London dan Bahrain, akan mengawasi pembuatan album studio pertama Jackson sejak "Invincible" pada 2001, dan juga mengelola kepentingan bisnis bintang penyanyi itu, tambah pernyataan itu, seperti dikutip Reuters. "Saya sangat gembira sekali dengan usaha baru saya, dan saya menikmati kembali lagi ke studio musik," kata Jackson dalam pernyataan itu. Penyanyi berusia 47 tahun itu, salah satu bintang pop paling laris sepanjang masa, kini tinggal di Bahrain, kawasan Teluk. Holmes adalah chairman label independen Gut Records yang berkedudukan di London. Telpon kepada Gut Records untuk memperoleh informasi lebih jauh mengenai kesepakatan dengan Jackson dirujuk kembali kepada kantor humas yang mengeluarkan pernyataan tersebut, yang menolak untuk memberikan penjelasan lebih rinci. Jurubicara Jackson di AS, Raymone Bain, menyatakan dirinya tidak tahu apa-apa tentang usaha patungan antara Jackson dan Al-Khalifa, namun mengatakan Two Seas sebelumnya telah dipilih bintang itu untuk merilis single amalnya untuk membantu para korban Topan Katrina. Upaya sebelumnya mengecewakan Berita kesepakatan terakhir Jackson itu muncul beberapa hari setelah penyanyi itu mengumumkan ia telah mencapai persetujuan dengan para kreditor untuk merestrukturisasi utangnya senilai 270 juta dolar, yang dilakukan dengan jaminan sahamnya dalam katalog lagu-lagu the Beatles. Sebagian dari kesepakatan itu meminta Sony Corp., yang secara bersama-sama memiliki hak dalam pengedaran lebih dari 200 lagu Beatles, untuk membeli 25 saham miliknya dalam katalog itu, atau separuh dari saham Jackson. Seluruh katalog itu bernilai sekitar satu miliar dolar. Nasib album baru itu akan diamati dengan seksama oleh industri rekaman setelah "Invincible", upaya "comeback" Jackson sebelumnya, hanya membukukan hasil yang mengecewakan dengan penjualan cuma mencapai dua juta keping. Album "Thriller" Jackson masih tetap menjadi salah satu album studio yang terlaris sepanjang masa dengan lebih dari 26 juta keping terjual di AS. (*)
Copyright © ANTARA 2006