Sydney (ANTARA News) - Perdana Menteri Australia, John Howard, mengatakan bahwa hasil jajak pendapat (poll) tentang sikap warga Aurtalia terhadap masalah Papua tidak mencerminkan pendapat masyarakat Australia. "(Hasil jajak pendapat itu) Sangat bergantung pada macam pertanyaan yang diajukan," katanya. "Jika ditanyakan pada rakyat `Apakah Anda ingin Indonesia terpecah belah?, maka jawaban yang terbanyak mungkin adalah `tidak`." "Saya bisa memahami perasaan simpati terhadap warga Papua, karena ada semacam pertalian persamaan dalam benak rakyat tentang warga Papua-Indonesia dan Papua Nugini," tegas Howard, seperti dilansir DPA. Lebih dari tiga perempat warga Australia yang menjadi responden dalam jajak pendapat tentang Papua, mendukung penentuan nasib sendiri atau kemerdekaan bagi provinsi Papua di Indonesia, demikian hasil jajak pendapat yang telah disiarkan, Rabu. Hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh lembaga survei Newspoll itu berbeda dengan sikap pemerintah PM John Howard yang menyatakan bahwa Australia sangat menentang perpecahan wilayah kedaulatan di Indonesia. Masalah sikap Australia terhadap Gerakan Papua Merdeka merebak sejak bulan lalu ketika Canberra memberikan suaka kepada 42 warga Papua yang mendatangi negara itu dengan perahu pada Januari. Manusia Perahu asal Papua itu mendapat visa setelah mengaku akan dibunuh jika pulang ke kampung halamannya di Papua atau Irian Jaya. Sementara pemerintah Indonesia menyatakan bahwa alasan itu tidak benar dan menjanjikan akan menerima dengan tangan terbuka jika mereka kembali ke Papua. Keputusan Australia itu menyebabkan hubungan kedua negara mencapai titik terendah sejak krisis Timor Timur 1999 dan Indonesia telah menarik duta besarnya untuk Australia serta menangguhkan sejumlah kerjasama. Canberra akan mengirimkan diplomat seniornya ke Jakarta untuk memperbaiki keretakan hubungan. Kepala Departemen Urusan Luar Negeri Michael L`Estrange yang juga mantan dubes Australia di London, akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia serta menteri dan pejabat tinggi lainnya di Jakarta pada Jumat. (*)
Copyright © ANTARA 2006