Denpasar (ANTARA News) - Dari total jumlah penduduk Indonesia, hanya sekitar 20 persen yang memiliki telepon seluler (ponsel), sehingga menyebabkan pasar ponsel masih terbuka lebar di masa mendatang. "Pasar ponsel di Indonesia masih sangat terbuka lebar, sehingga banyak vendor yang berupaya merebut pangsa dengan berbagai macam cara," kata Country Manager Sony Ericsson Indonesia, Alino Sugianto, kepada pers, di Denpasar, Rabu. Hal tersebut dikemukakan usai membuka toko Sony Ericsson yang terletak di Jalan Teuku Umar, Denpasar, atau yang lebih dikenal dengan "Flagship". Menurutnya, mengingat pasar ponsel di Indonesia masih sangat terbuka berbagai vendeor telah mengeluarkan berbagai produk terbaru dengan berbagai macam kelebihan. Perusahaan, katanya, selama tahun 2006 sudah dan akan meluncurkan sebanyak 20-25 tipe ponsel dengan berbagai kelebihan untuk dapat dipergunakan oleh masyarakat. Ia mengakui, sekalipun masyarakat Indonesia sebenarnya bukan masyarakat yang modern namun penggunaan ponsel sudah menjadi kebutuhan. "Ini berkaitan dengan gaya hidup. Orang biasanya akan menilai kalau mempunyai ponsel maka hidupnya akan modern," katanya. Khusus mengenai "flagship" di Denpasar, katanya, untuk melakukan penjualan produk dan aksesoris serta memberikan layanan tambahan lain seperti kios "download" serta konsultasi mengenai produk Sony Ericsson. "Mengingat Bali merupakan salah satu kota pariwisata di Indonesia, terutama untuk bisnis komunikasi, perusahaan meresmikan dua `flagship` sekaligus agar dapat meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," katanya. Saat ini Sony Ericsson Indonesia telah memiliki 41 "flagship" yang tersebar di seluruh daerah di Indoensia. Pasar penjualan Sony Ericsson terbesar di Jakarta 45 persen, disusul Surabaya 20 persen, Bandung dan Medan 10 persen, sementara Bali lima persen. (*)
Copyright © ANTARA 2006