Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk menggandeng Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers melepasliarkan 10.000 ikan endemik Provinsi Kepulauan Babel, guna melestarikan ikan di wilayah operasional perusahaan berplat merah itu.
"Kami bersama The Tanggokers melepasliarkan lebih dari 10.000 bibit ikan endemik seperti ikan rasbora, catfish, betok dan selincah untuk menjaga kelestarian keanekaragamaan hayati air tawar ini," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Perusahaan PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan 10.000 lebih ikan endemik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang dilepasliarkan ini tidak hanya untuk melestarikan ikan endemik Babel, tetapi juga untuk mengedukasi masyarakat dalam menjaga lingkungan dan alam di daerah ini.
"Ikan endemik menjadi ciri khas suatu daerah. Namun, tidak jarang ekosistem lingkungan yang berubah, karena ketidakpahaman masyarakat dalam menjaganya bisa mengancam kepunahan ikan endemik ini," katanya.
Founder Yayasan Ikan Endemik Bangka Belitung The Tanggokers Suwarlanda mengatakan bantuan dari PT Timah Tbk dimanfaatkan The Tanggokers untuk membangun kolam penampungan sebanyak 10 unit kolam, dengan ukuran 3x 1 meter. Kolam ini difungsikan untuk menampung indukan-indukan ikan lokal endemik yang sudah terdata.
"Alhamdulillah, 10 unit kolam telah menghasilkan ribuan anakan ikan endemik dan dilepasliarkan ke alam," katanya.
Menurut dia saat ini ada sekitar 87 jenis ikan yang sudah terdata. Ada tujuh jenis ikan endemik yang ada di Pulau Bangka dan selebihnya merupakan ikan native. Pada awalnya saat mendata ikan mereka sempat diusir oleh masyarakat.
"Kami juga pernah diusir warga satu kampung saat mengedukasi tentang menangkap ikan yang baik karena mereka tidak terima, karena menggunakan racun dan setrum untuk menangkap ikan. Hal ini tentu saja membuat spesies ikan yang kecil-kecil pun ikut mati akibat cara tangkap seperti ini," katanya.
Baca juga: Lampung tebar 1 juta benih ikan endemik cegah kepunahan populasi
Baca juga: Pemprov Jambi jaga kelestarian ikan endemik melalui lubuk larangan
Pewarta: Aprionis
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022