Palu (ANTARA News) - Puluhan aktivis mahasiswa dan pemuda yang mengatasnamakan perwakilan "Forum Masyarakat Islam Bersatu" hari Selasa menggelar unjuk rasa di teras Kantor Kejati Sulawesi Tengah di Palu, menuntut percepatan pelaksanaan hukuman mati terhadap tiga terpidana kasus kerusuhan Poso, Fabianus Tibo (60), Dominggus da Silva (43), dan Marinus Riwu (54). Dengan membawa sejumlah pamflet, para demonstran secara bergantian menggelar orasi menggunakan mikrofon berisi tekanan terhadap kejaksaan setempat untuk segera mengeksekusi Tibo dkk. "Kami minta Tibo, Dominggus, dan Marinus segera dieksekusi, sebab makin diundur-undur waktunya semakin memberikan ruang bagi pihak lain untuk memanfaatkan situasi yang tak menentu ini," teriak salah seorang pengunjuk rasa. Mohammad Ardan Lelamampudji, koordinator demonstran, mengatakan kedatangan mereka di Kejati Sulteng untuk memberikan dukungan moril dalam rangka menegakkan aturan hukum. "Tibo dkk sudah dijatuhi vonis oleh pengadilan secara bertingkat dan keputusannya telah berkekuatan hukum tetap, sehingga tidak ada alasan bagi aparat penegak hukum kecuali segera melaksanakan eksekusi mati," pinta dia yang disambut yel-yel massa "Allahu Akbar". Menanggapi tuntutan para demonstran, Kasi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Sulteng, Hasman AH SH, yang menerima mereka, mengatakan pihaknya menghormati aspirasi dan tuntutan para demonstran, namun menyatakan akan menyampaikan kepada atasannya (Kajati Sulteng selaku Ketua Tim Eksekutor) untuk ditindaklanjuti. Menurut dia, belum dilaksanakannya hukuman mati terhadap Tibo dkk karena tim eksekutor masih merampungkan masalah teknis terkait pelaksanaan eksekusi tersebut. "Saya kira eksekusi tetap dilaksanakan dan tinggal menunggu waktu saja," tutur Hasman yang juga menjabat Plh Asisten Intelijen Kejati Sulteng. Sebelumnya, aksi dengan isu senada digelar para demonstran di depan Mapolda Sulteng yang berhadapan dengan kejati setempat. Massa pengunjuk rasa sebelum membubarkan diri, sempat menyinggahi Kantor Gubernur Sulteng dan berorasi di halaman gedung yang berdampingan dengan Kantor Kejati Sulteng untuk menyampaikan tuntutan serupa.Sementara itu, tiga utusan khusus Vatikan, yakni Romo Frans Magnis Suseno (Keuskupan Jakarta) serta Pastor Melky Tore dan Pastor Yohannes Mangkey, keduanya asal Keuskupan Manado mengunjungi Tibo dkk di LP Petobo Palu Jln Dewi Sartika. Kedatangan ketiga rohaniawan Katolik sejak Senin (17/4) untuk mendoakan sekaligus menyampaikan pesan kemanusiaan dari Sri Paus Benedictus XVI. "Sebaiknya kita tidak perlu merasa takut (dengan kematian), sebab di tangan Tuhan semuanya dapat menjadi beres," kata Romo Suseno memberikan wejangan kepada Tibo, Dominggus, dan Marinus. Pada kesempatan itu, Romo Suseno menegaskan kalau dirinya sangat menentang pelaksanaan hukuman mati yang masih dipraktekkan oleh berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Khusus rencana pelaksanaan eksekusi mati terhadap Tibo dkk, Romo Suseno menyatakan tidak akan menyelesaikan persoalan, bahkan sulit dipertanggungjawabkan secara hukum (materil). "Semestinya dicari dulu apa sebenarnya yang terjadi dalam kerusuhan Poso, sebelum diputuskan (soal pidana mati terhadap Tibo dkk). Saya sangat menolak hukuman mati, termasuk yang akan dilaksanakan terhadap Imam Samudra dkk," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006