Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga Jawa Timur, khususnya yang berada di wilayah pesisir selatan bagian barat hingga Jawa Tengah, untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi dampak curah hujan yang diprediksi meningkat hingga sepekan ke depan.

“Warga sebaiknya siaga dan waspada. Sebab dalam sepekan ke depan, di Jawa Timur ini pada periode 25-27 Oktober ini ada peningkatan curah hujan,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat berkunjung di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa.

Berdasar prakiraan musim, Guswanto mengatakan bahwa saat ini mayoritas wilayah Jawa Timur memasuki masa penghujan.

Puncak musim diperkirakan terjadi pada Desember 2022 hingga Januari 2023. “Kondisi ini biasa disebut dengan istilah cuaca ekstrem.
Curah hujan tinggi biasanya akan ditandai hujan dengan intensitas tinggi, angin dan lainnya yang melebihi ambang batas,” ujarnya.

Baca juga: BNPB: Tren banjir Jatim sama selama belum ada perbaikan lingkungan

Baca juga: Wagub Jatim pastikan dampak banjir Trenggalek terkendali

Menurut dia, cuaca ekstrem itu berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir genangan hingga bandang, tanah gerak, tanah longsor, dan angin kencang.

Sebelumnya Trenggalek dilanda banjir bandang hingga bencana tanah gerak dan longsor. Bencana tanah gerak itu membuat beberapa warga di beberapa kecamatan harus direlokasi.

"Kemudian cuaca ekstrem di Jatim ini sampai kapan, karena masih musim penghujan kita lihat pada periode musim hujan tahun 2022-2023. Artinya kami lihat hingga nanti Maret 2023. Semoga saja indeks La Nina-nya menuju normal,” ucapnya. (*)

Baca juga: PLN Peduli serahkan 1.500 paket sembako untuk korban banjir di Jatim

Baca juga: BUMN Jatim salurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Malang

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022