Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia siap mengucurkan bantuan dana sebesar 104 juta dolar AS untuk mengembangkan program Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di tanah air guna meningkatkan pembangunan pertanian. Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Jakarta, Selasa, menyatakan dana sebesar itu nantinya untuk membangun balai-balai penyuluhan di daerah serta melakukan pengadaan tenaga PPL di seluruh Indonesia. "Kita menginginkan bantuan tersebut tidak mengikat dan tanpa bunga sehingga tidak memberatkan," katanya pada acara Musyawarah Nasional Perencanaan Pembangunan Pertanian 2007 yang dihadiri kepala dinas pertanian seluruh Indonesia. Menurut dia, dana sebesar 104 juta dolar AS tersebut akan dimanfaatkan untuk pembangunan balai-balai penyuluhan di 16 provinsi mencakup 53 kabupaten serta pengadaan PPL sebanyak 3000 orang pada tahun ini. Mentan mengakui, pengadaan PPL sebanyak itu masih terlalu sedikit mengingat kebutuhan tenaga PPL untuk seluruh tanah air mencapai 30.000 orang sehingga pihaknya telah meminta kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara guna menaikkan alokasi jumlah penyuluh yang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Kita akan menambah jumlah tenaga penyuluh di tanah air dan yang masih berstatus pegawai honorer akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS)," kata mentan saat bertatap muka dengan tenaga penyuluh lapangan dan para petani di lokasi panen raya desa Waimetat, Kabupaten Buru, Jumat siang. Tahun 2005 pemerintah pusat mengalokasikan formasi untuk pengangkatan 300-an tenaga penyuluh pertanian sedangkan untuk November mendatang kuotanya akan ditingkatkan menjadi 4.500 orang tenaga penyuluh yang akan diangkat sebagai PNS. Anton menyatakan, Kapolri telah menawarkan anggota Polri maupun TNI kepada Departemen Pertanian untuk menjadi tenaga penyuluh pertanian lapangan. Sementara itu, untuk meningkatkan kinerja petugas PPL Departemen Pertanian memberikan insentif berupa dana operasional kepada para penyuluh sebesar Rp250.000 dipotong PPn sebesar 15 persen dan ditransfer langsung ke rekening masing-masing tenaga penyuluh.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006