Jakarta (ANTARA) - Sesditjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Carolina Tinangon mengatakan bahwa Buku Bahan Pengajaran ASEAN bagi pendidikan dasar dan menengah untuk meningkatkan kapasitas daya saing masyarakat Indonesia dengan masyarakat negara-negara ASEAN lainnya.
"Sedini mungkin, kita perlu memberikan pendidikan yang baik bagi generasi muda. Kita sebagai masyarakat di wilayah Asia Tenggara, masyarakat ASEAN, tentu penting untuk mengetahui ASEAN. Jadi saya kira buku ini sangat berguna bagi kita untuk meningkatkan kapasitas competitiveness kita dengan masyarakat ASEAN lainnya," kata Carlona dalam webinar bertajuk ASEAN dan Kita: Melangkah Maju Bersama yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Kemendikbudristek: Persiapkan sektor pendidikan jelang keketuaan ASEAN
Menurut Carolina, masyarakat Indonesia terutama generasi muda perlu mengenal ASEAN lebih jauh dan memandang penting manfaat organisasi tersebut, apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang memprakarsainya bersama Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.
Ia menjelaskan bahwa Buku Bahan Pengajaran ASEAN berisi materi yang mencakup sejarah ASEAN, arah dan tujuan ASEAN, profil negara-negara anggota ASEAN, masyarakat ASEAN, dan kerja sama ASEAN dengan negara-negara lain dan organisasi internasional.
"Harapan kita semua bahwa Indonesia hingga pelosok dapat mengenal ASEAN karena benefit atau manfaat yang diberikan ASEAN cukup banyak, belum lagi ada tujuh profesi yang kita bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN," ujar Carolina.
Baca juga: Kemendikbudristek: Buku Bahan Pengajaran ASEAN penuhi standar kualitas
"Ini yang menjadi perhatian kita, agar tingkat daya saing generasi muda ketika mereka selesai pendidikan tidak hanya bekerja di Indonesia tapi juga bisa bekerja di negara-negara ASEAN," katanya.
Ia mengatakan bahwa proses penyusunan Buku Bahan Pengajaran ASEAN memerlukan waktu selama kurang lebih dua tahun. Menurutnya, tim penyusun buku Kementerian Luar Negeri dan Kemendikbudristek menyusun terkait substansi materi ASEAN dan menguji keterbacaan Buku Bahan Pengajaran ASEAN bagi pendidikan dasar pada tahun 2019, sedangkan bagi pendidikan menengah dilakukan pada tahun 2020-2021.
"Buku ini telah diluncurkan tahun lalu oleh Menteri Luar Negeri dan Mendikbudristek. Jadi ini adalah dua kolaborasi atau sinergitas antara dua kementerian sehingga menghasilkan buku ini," kata Carolina.
Baca juga: Menlu: Indonesia hadapi dua tantangan besar keketuaan ASEAN 2023
Ia menambahkan, sosialisasi Buku Bahan Pengajaran ASEAN dilakukan sejak Desember 2021, berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah tingkat SD, SMP, SMA, dan SMK, di berbagai daerah di Indonesia seperti Banten, Bandung, Semarang, Garut, Minahasa Utara, Bekasi, dan Jakarta. Sosialisasi buku pun akan terus dilakukan menjelang Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022