Jakarta (ANTARA) - Koordinator Penyusunan, Pengembangan, dan Penilaian Buku PAUD, Pendidikan Khusus, dan Vokasi Kemendikbudristek Wijanarko Adi Nugroho memastikan bahwa Buku Bahan Pengajaran ASEAN telah memenuhi standar kualitas mulai dari materi, penyajian, desain, hingga kegrafikan.
"Buku yang merupakan kerja sama dari Kemendikbudristek dan Kementerian Luar Negeri ini adalah buku yang sudah memenuhi standar kualitas dari empat hal ini," kata Wijanarko dalam webinar bertajuk ASEAN dan Kita: Melangkah Maju Bersama yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Buku Bahan Pengajaran ASEAN merupakan hasil kerja sama Kemendikbudristek dan Kementerian Luar Negeri untuk meningkatkan wawasan siswa mengenai ASEAN. Buku ini tersedia dalam bentuk digital dan dapat diunduh melalui laman repositori Kemendikbudristek, dan terus disosialisasikan sejak Desember 2021 hingga menjelang Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.
Baca juga: Kemendikbud dan Kemenlu siapkan buku bahan pegajaran ASEAN
Wijanarko menjelaskan bahwa aspek materi, penyajian, desain, hingga kegrafikan merupakan empat hal penting yang selalu dilihat oleh Kemendikbudristek untuk menilai sebuah buku dapat dikatakan sebagai buku pendidikan yang bermutu yang dapat menjadi sumber belajar bagi peserta didik.
Dari aspek materi, ia mengatakan bahwa buku pendidikan harus berisi materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kemudian dari aspek penyajian, berarti buku harus disajikan sesuai dengan usia peserta didik.
Selanjutnya dari aspek desain, lanjut dia, buku harus memiliki desain yang mampu menarik para peserta didik untuk membaca buku tersebut. Sedangkan aspek kegrafikan dilihat dari kualitas cetakan buku.
Baca juga: Indonesia ajak negara ASEAN bangun solidaritas pulihkan pendidikan
Mengenai penilaian buku, Wijanarko menjelaskan proses tersebut telah mengalami transformasi dibandingkan penilaian beberapa tahun lalu. Pasalnya di era pandemi, pihaknya perlu berinovasi untuk mengatasi keterbatasan dalam melaksanakan proses penilaian.
"Contohnya, proses penilaian buku sekarang sudah dilakukan secara daring sehingga masyarakat, penerbit tidak perlu mengirimkan fisik bukunya lagi. Kemudian penilaian yang dilakukan juga melibatkan profesional akademisi dan praktisi dari komunitas-komunitas literasi yang bisa memberikan saran dan perbaikan sehingga buku yang dinilai bisa diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pendaftaran untuk penilaian buku kini dilakukan sepanjang tahun dan hasil penilaian bisa langsung diketahui pada platform penilaian buku.
Baca juga: Menlu: Indonesia hadapi dua tantangan besar keketuaan ASEAN 2023
"Jadi, (Buku Bahan Pengajaran ASEAN) bisa digunakan dengan cukup baik dan semoga ini bisa menambah pengetahuan dan memperkaya pemahaman siswa kita terkait ASEAN," ujar Wijanarko.
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022