Jakarta (ANTARA News) - Indonesia akan mengusulkan agar "size" atau besar kecilnya suatu negara turut dipertimbangkan dalam penentuan atau penilaian kembali kuota negara-negara anggota Dana Moneter Internasional (IMF). "Dalam pertemuan interim di Washington (pertemuan IMF dan Bank Dunia) akan dibicarakan masalah penilaian kembali kuota negara-negara anggota IMF, dan itu akan diputuskan saat pertemuan tahunan di Singapura," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah usai pertemuan dengan Menko Perekonomian di Jakarta, Selasa. Menurut dia, Indonesia harus membuat posisi yang jelas di lembaga internasional itu karena perhitungan kuota yang baru setelah krisis ada kemungkinan kita menjadi agak turun, dan itu yang ingin dimintakan perhatian dalam pertemuan itu. Ia menjelaskan, kuota itu dalam konteks keanggotaan di IMF. Kuota itu akan menentukan suara masing-masing anggota di IMF. Makin besar kuota makin besar fasilitas yang dapat diperoleh anggota. "Kuota itu menentukan sejauh mana kita bisa mendapat fasilitas dari dua institusi internasional (IMF dan Bank Dunia) dan sejauh mana suara kita didengar," katanya. Menurut dia, usulan itu berkaitan dengan keanggotaan di G20 yang juga memperhatikan ukuran negara. "Di G20, kita adalah negara dengan GDP tidak terlalu besar. G20 adalah kumpulan negara besar tetapi kita masuk di sana karena jumlah penduduk yang besar," katanya. Sementara itu Kepala Perwakilan IMF untuk Indonesia Stephen Schwartz menyatakan, usulan tersebut memang telah menjadi bahan pembahasan seluruh anggota IMF, dan keinginan Indonesia memang sedang didiskusikan. Selama ini banyak negara Asia yang kurang terwakili di IMF dikarenakan tingkat ekonominya, dan ekonomi mereka dalam beberapa tahun terakhir tumbuh dengan cepat. "IMF sangat memperhatikan dan berharap bisa membawa perwakilan Asia di IMF seperti yang terjadi pada lembaga keuangan internasional lainnya," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006