Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta infrastruktur untuk ekspor ke Amerika Latin dibenahi agar memperlancar kegiatan ekonomi Indonesia-Amerika Latin.
"Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan fasilitas infrastruktur serta menyelesaikan sejumlah kendala oleh pemerintah," kata Ketua APINDO Sofjan Wanandi seusai jumpa pers Forum Bisnis ASEAN-Amerika Latin (ALBF) di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan sejumlah hal yang sedang dilakukan adalah pengadaan infrastruktur transportasi, baik melalui udara dan laut.
Sofjan mengatakan beberapa waktu lalu sudah ada pembicaraan dengan pejabat maskapai Garuda Indonesia untuk rencana penerbangan ke wilayah Amerika Latin.
Selain moda transportasi udara, Sofjan juga mendesak pembenahan fasilitas pelabuhan untuk pengiriman dan penerimaan barang dari dan menuju Amerika Latin, sebab selama ini pengusaha hanya menggunakan pelabuhan di Singapura.
"Hambatan di bidang perhubungan sementara ini pengusaha harus memakai pelabuhan yang di Singapura, dan kami harus kerja sama dengan beberapa perusahaan di Singapura itu. Jadi kami pertama menumpang dulu sebelum punya pelabuhan dalam sendiri," jelas dia.
Sofjan menilai sejumlah pelabuhan di Indonesia seperti Tanjung Priuk serta Tanjung Perak masih memiliki fasilitas yang kurang memadai.
Kemudian terkait investasi, Sofjan juga menjelaskan pemerintah harus turut andil dalam menyediakan fasilitas lahan, baik untuk pengembangan peternakan maupun pertanian.
Dia menjelaskan kendati nantinya ada investor asal Amerika Latin yang menanamkan modalnya di bidang peternakan sapi, namun masalah yang ada adalah keterbatasan lahan ternak sapi tersebut.
"Masalahnya ada di Indonesia, apa ada tanah di Indonesia untuk investor masuk secara besar-besaran karena lahan yang dibutuhkan untuk peternakan cukup besar, bisa puluhan ribu hektare," jelas Sofjan.
Jika fasilitas lahan tersebut telah tersedia, menurut dia maka investor baru bisa masuk secara besar dengan target awal ternak sapi sebanyak 50 ribu atau 100 ribu sapi.
Sofjan menjelaskan sejumlah negara asal Amerika Latin memiliki keahlian tinggi di bidang peternakan, pertanian, pertambangan, perikanan serta industri komponen.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menerangkan bahwa target awal peningkatan perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Latin sebesar 10-20 persen.
Dia mengatakan dengan ALBF tersebut pemerintah berupaya mendekatkan pengusaha kedua wilayah agar saling mengenal kebutuhan dan kelebihan masing-masing negara, sehingga dapat meningkatkan kegiatan ekonominya.
"Jika para pengusaha sudah saling mengenal maka untuk perdagangan ini tidak fatamorgana dan tidak musiman, karena jika secara strategis dan taktis dipraktekan maka akan berjalan berkesinambungan," jelas Gita.
Gita mengaku kelemahan prasarana yang dimiliki Indonesia membuat Amerika Latin lebih banyak melakukan impor dari sejumlah negara ASEAN lain.
"Pemerintah sudah lebih proaktif dan akan memakan waktu sekitar 2-4 tahun, dan upaya ini akan membuahkan prasarana yang jauh lebih piawai sehingga isu konektivitas akan menjadi kecil," paparnya.
Pertemuan ALBF rencananya dilaksanakan pada 9-10 Juli 2012, dan akan membicarakan tentang peluang bisnis perdagangan serta investasi di wilayah ASEAN maupun Amerika Latin.
Acara tersebut akan dihadiri oleh sekitar 175 direktur utama perusahaan asal Amerika Latin, dan sekitar 150 direktur utama perusahaan asal Indonesia serta para pejabat pemerintahan dalam menyelesaikan kebijakan guna memudahkan hubungan ekonomi kedua wilayah.
(B019)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012