Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik tipis di awal perdagangan Asia pada Selasa, membalikkan beberapa kerugian sesi sebelumnya, karena dolar AS melemah, sedangkan data aktivitas bisnis AS yang lebih lemah menurunkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif di ekonomi terbesar dunia itu.

Patokan internasional minyak mentah berjangka Brent terangkat 12 sen menjadi diperdagangkan di 93,38 dolar AS per barel pada pukul 00.08 GMT, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 22 sen menjadi diperdagangkan di 84,80 dolar AS per barel.

Aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut pada Oktober, dengan perusahaan-perusahaan manufaktur dan jasa-jasa dalam survei bulanan S&P Global terhadap manajer pembelian melaporkan permintaan klien yang lebih lemah.

Pelemahan itu dapat menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve AS untuk melawan inflasi telah berhasil dan dapat membujuknya untuk memperlambat kebijakan kenaikan suku bunganya, sebuah sinyal positif untuk permintaan bahan bakar.

Sementara itu, indeks dolar AS melemah di awal perdagangan Asia. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli non-AS.

Membatasi kenaikan, impor minyak mentah China September sebesar 9,79 juta barel per hari adalah 2,0 persen di bawah tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan pada Senin (24/10/2022), karena penyulingan independen membatasi throughput (tingkat pengolahan kilang) di tengah margin tipis dan permintaan yang lesu.

Baca juga: Harga Minyak jatuh di atas 1 persen, permintaan China mengecewakan

Baca juga: Harga minyak Asia naik, dipicu perkiraan pasokan jelang sanksi Rusia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022