Rupiah terlihat rebound dari level terendah dalam 30 bulan di tengah sentimen risk on di bursa dengan menurunnya imbal hasil obligasi AS

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan, menguat dibayangi kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve yang diperkirakan masih akan tetap agresif.

Rupiah ditutup menguat 46 poin atau 0,29 persen ke posisi Rp15.586 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.632 per dolar AS.

"Rupiah terlihat rebound dari level terendah dalam 30 bulan di tengah sentimen risk on di bursa dengan menurunnya imbal hasil obligasi AS," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Namun, lanjut Lukman, penguatan rupiah terlihat tidak akan bertahan dengan dolar AS berbalik menguat di sesi siang.

"Pasar diperkirakan akan berbalik risk off oleh kembalinya kekhawatiran prospek kenaikan suku bunga The Fed menjelang rilis data PDB AS kuartal tiga dan data personal consumption expenditures AS, dan FOMC minggu depan," ujar Lukman.

Pejabat Fed tidak menunjukkan tanda-tanda mundur dari retorika hawkish mereka, dengan Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan semalam bahwa bank sentral belum selesai menaikkan target suku bunga jangka pendek di tengah tingkat inflasi yang sangat tinggi.

Pasar hampir memperkirakan sepenuhnya untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin pada November dan Desember.

Kendati demikian, sejumlah pejabat bank sentral mulai menyuarakan keinginan mereka untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga segera, menurut laporan Wall Street Journal, dan bagaimana memberi sinyal rencana untuk menyetujui kenaikan yang lebih kecil pada Desember.

Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly menggemakan sentimen itu dan mengatakan sudah waktunya untuk mulai berbicara tentang memperlambat laju kenaikan biaya pinjaman dan melakukannya harus menghindari mengirim ekonomi ke "penurunan paksa" dengan menaikkan suku bunga terlalu tajam.

Selain itu, Presiden Bank Federal Reserve Chicago Charles Evans menegaskan kembali sikapnya bahwa Fed harus membuat kebijakan "sedikit di atas" 4,5 persen pada awal tahun depan dan kemudian menahannya di sana.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp15.575 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.573 per dolar AS hingga Rp15.605 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp15.590 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp15.610 per dolar AS.


Baca juga: Rupiah awal pekan menguat, dipicu isu Fed perlambat naiknya suku bunga
Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup melemah, terimbas sentimen negatif global
Baca juga: BI: Rupiah terdepresiasi karena dolar menguat tajam & kondisi global

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022