bapak dan ibu guru tidak takut mencoba, kemudian didiskusikanJakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengajak guru agar tidak ragu atau takut mencoba mempelajari, mendiskusikan, dan membagikan pengetahuan serta praktik baik mengenai kurikulum merdeka melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM)
"Kami ingin ajak bapak dan ibu guru tidak takut mencoba, kemudian didiskusikan, dan dibagikan," kata Muhammad Zamrud Al Firdaus dari Tim Ahli Teknologi Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek dalam webinar Bincang SMA: Pentingkah PMM Bagi Guru? yang diikuti di Jakarta pada Senin.
Ia menjelaskan bahwa di dalam Platform Merdeka Mengajar terdapat beberapa fitur yang sangat bermanfaat untuk membantu guru dalam belajar, salah satunya fitur Pelatihan Mandiri yang terdiri atas empat menu utama yakni Seri Pelatihan, Webinar Pelatihan Mandiri PMM, Daftar Topik, dan Aksi Nyata.
"Yang terbaru ini ada Seri Pelatihan yang membantu ibu dan bapak guru mengaitkan antartopik. Misalnya 'Menciptakan Kelas Merdeka Belajar', jadi perlu topik apa saja sih untuk menciptakan kelas merdeka belajar ini," ujar Zamrud.
Baca juga: Guru diminta fokus pada pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi
Baca juga: Platform Merdeka Mengajar jangkau guru di daerah 3T
Menurut Zamrud, Platform Merdeka Mengajar sangat mudah digunakan sebab didesain sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan masing-masing guru saat belajar.
"Jadi seluangnya waktu, tidak diburu waktu, seluangnya saja. Misalnya direncanakan dalam minggu ini kira-kira akan selesai berapa modul atau topik," ujarnya.
Adapun topik-topik yang direkomendasikan agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka, kata Zamrud, adalah mulai dari Merdeka Belajar, kemudian Kurikulum, Perencanaan Pembelajaran, Asesmen, lalu topik Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.
Ia mengatakan, guru tidak harus menyelesaikan satu topik penuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke topik berikutnya.
Selain itu, alur belajar juga tidak perlu berurutan. Misalnya setelah menyelesaikan topik Perencanaan Pembelajaran, guru dapat memilih untuk melanjutkan ke topik Asesmen atau topik Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid, tergantung kebutuhan belajar guru.
Baca juga: Komunitas Belajar penting dalam implementasi kurikulum merdeka
Menurut Zamrud, Platform Merdeka Mengajar sangat mudah digunakan sebab didesain sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan masing-masing guru saat belajar.
"Jadi seluangnya waktu, tidak diburu waktu, seluangnya saja. Misalnya direncanakan dalam minggu ini kira-kira akan selesai berapa modul atau topik," ujarnya.
Adapun topik-topik yang direkomendasikan agar guru dapat mengimplementasikan kurikulum merdeka, kata Zamrud, adalah mulai dari Merdeka Belajar, kemudian Kurikulum, Perencanaan Pembelajaran, Asesmen, lalu topik Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid.
Ia mengatakan, guru tidak harus menyelesaikan satu topik penuh terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke topik berikutnya.
Selain itu, alur belajar juga tidak perlu berurutan. Misalnya setelah menyelesaikan topik Perencanaan Pembelajaran, guru dapat memilih untuk melanjutkan ke topik Asesmen atau topik Penyesuaian Pembelajaran dengan Kebutuhan dan Karakteristik Murid, tergantung kebutuhan belajar guru.
Baca juga: Komunitas Belajar penting dalam implementasi kurikulum merdeka
Baca juga: Perangkat Ajar di platform Merdeka Mengajar bantu guru cari referensi
Zamrud juga mengatakan saat belajar melalui Platform Merdeka Mengajar, guru tidak akan belajar sendirian karena akan bertemu dengan rekan-rekan sejawat dari seluruh Indonesia, melalui fitur Komunitas.
Dengan fitur tersebut, kata dia, guru-guru yang ada dalam satu komunitas dapat saling berdiskusi serta berbagi praktik baik dan sarana belajar.
"Fitur ini bisa sekali diikuti bapak ibu guru, yang relevan dengan jenjangnya dan mata pelajarannya. Jadi, bisa mengikuti kegiatan yang ada di komunitas-komunitas tersebut," katanya.
Baca juga: Platform Merdeka Mengajar hadirkan pembaruan pada Pelatihan Mandiri
Zamrud juga mengatakan saat belajar melalui Platform Merdeka Mengajar, guru tidak akan belajar sendirian karena akan bertemu dengan rekan-rekan sejawat dari seluruh Indonesia, melalui fitur Komunitas.
Dengan fitur tersebut, kata dia, guru-guru yang ada dalam satu komunitas dapat saling berdiskusi serta berbagi praktik baik dan sarana belajar.
"Fitur ini bisa sekali diikuti bapak ibu guru, yang relevan dengan jenjangnya dan mata pelajarannya. Jadi, bisa mengikuti kegiatan yang ada di komunitas-komunitas tersebut," katanya.
Baca juga: Platform Merdeka Mengajar hadirkan pembaruan pada Pelatihan Mandiri
Baca juga: Direktur PAUD: Platform Merdeka Mengajar tonjolkan prinsip kolaborasi
Baca juga: Mendikbudristek sebut 1,6 juta guru gunakan platform Merdeka Mengajar
Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022