Tokyo (ANTARA) - Otoritas mata uang Jepang pada Senin menolak untuk mengkonfirmasi apakah pemerintah telah melakukan intervensi di pasar uang pada Jumat (21/10/2022), menandakan tekad mereka untuk terlibat dalam perang saraf dengan para pedagang yang menjual yen.
Namun, jeda dari intervensi semacam itu tampaknya singkat, dengan dolar/yen naik 1,3 persen menjadi 149,54 pada awal perdagangan Senin sebelum sedikit mereda di tengah kekhawatiran akan intervensi lebih lanjut.
Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa dolar jatuh sebanyak 7 yen semalam pada Jumat (21/10/2022) disebabkan oleh tindakan pembelian yen oleh pihak berwenang untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan. Pada 22 September mereka masuk guna menopang yen untuk pertama kalinya sejak 1998.
Jepang mengumumkan intervensi itu tetapi sejak itu tetap bungkam tentang apakah mereka mengambil tindakan lebih lanjut di pasar mata uang.
Baca juga: Menkeu Jepang janjikan langkah tepat atasi volatilisas pergerakan yen
"Saya tidak akan berkomentar," kata Menteri Keuangan Shunichi Suzuki kepada wartawan di kementerian keuangan, ketika ditanya tentang intervensi.
"Kami benar-benar tidak dapat mentolerir pergerakan berlebihan di pasar valuta asing berdasarkan spekulasi," kata Suzuki kepada wartawan di Kementerian Keuangan.
Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk urusan internasional, juga menolak mengomentari intervensi.
Baik Suzuki maupun Kanda mengatakan mereka siap untuk mengambil langkah yang tepat terhadap setiap volatilitas mata uang yang berlebihan.
Baca juga: Dolar anjlok terhadap yen, diduga BoJ intervensi jelang akhir pekan
Baca juga: Dolar AS tembus 150 yen, sterling melemah setelah PM Ingris mundur
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022