Jakarta (ANTARA) - Founder Women Empower Women At Work (WEWAW) Jessica Carla mengatakan perempuan perlu lebih dilibatkan jumlah keterwakilannya di beragam sektor industri, khususnya sebagai pemegang peranan strategis agar mengurangi diskriminasi perempuan.

"Perlu adanya penyamaan perspektif kesetaraan gender di seluruh pemangku kepentingan. Tujuannya agar dapat mengurangi diskriminasi terhadap pekerja perempuan," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Carla meyakini perempuan memiliki peluang besar dalam dunia kerja. Hal ini karena perempuan memiliki kemampuan berempati yang lebih baik dan besar manfaatnya dalam konteks pekerjaan.

"Sebuah studi UCLA (The University of California, Los Angeles) tahun 2019 mengungkap bahwa pekerja perempuan itu lebih baik dalam merasakan penderitaan orang lain daripada pekerja pria. Empati adalah satu kemampuan yang esensial dalam kepemimpinan dan manajemen," katanya.

Baca juga: Pemberdayaan perempuan wirausaha dinilai percepat kesetaraan gender

Namun, ia menyayangkan porsi perempuan dalam manajemen di perusahaan masih sangat kecil porsinya dibandingkan dengan laki-laki, meskipun jumlah kelulusannya hampir setara. Walaupun komposisi perempuan pekerja bertambah setiap tahunnya, namun partisipasi laki-laki masih sangat mendominasi.

"Data komposisi gender pekerja Indonesia pun menunjukkan komposisi perempuan pekerja bertambah setiap tahunnya, namun tetap didominasi oleh laki-laki, dengan partisipasi sebesar 83,18 persen," kata Carla.

Menurut dia, kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan juga sering terjadi di sektor industri. Hal ini bisa diperbaiki dengan melakukan upaya-upaya agar pekerja perempuan bisa berkarir lebih baik di perusahaan.

"Sebut saja dengan kewajiban perusahaan menghadirkan ruang menyusui yang memadai, sistem bekerja yang fleksibel misalnya dengan Work From Anywhere, kebijakan untuk membawa anak ke kantor atau adakan fasilitas penitipan anak di kantor," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 bahwa perempuan masih menerima upah 23 persen lebih rendah dari laki-laki. Namun, penelitian terkini menemukan seiring lamanya perempuan bekerja, upah yang didapat akan semakin setara atau bahkan lebih tinggi.

"Sebetulnya, kesenjangan upah yang terjadi ini bisa diperbaiki dengan melakukan upaya-upaya agar pekerja perempuan tidak perlu dihadapkan dengan satu pilihan, mengejar karier atau menjadi ibu rumah tangga," katanya.

Baca juga: KPPPA: Sinergi organisasi perempuan kunci perjuangan kesetaraan gender

Konsultan sekaligus pengusaha ini mengatakan perempuan juga perlu lebih aktif mengambil peran dalam memberdayakan sesama perempuan, mulai dari hal kecil seperti tidak menjatuhkan sesama perempuan dalam hal mengambil keputusan hidup sampai hal besar yang berdampak.

"Kita sebagai perempuan perlu lebih aktif mengambil peran dalam memberdayakan sesama perempuan. Mulai dari hal-hal kecil seperti tidak menjatuhkan sesama perempuan hanya karena perbedaan keputusan dalam hidup, sampai melakukan hal-hal lebih besar yang berdampak," tulis pendiri komunitas pemberdayaan perempuan ini.

Dalam komunitas pemberdayaan perempuan yang dibangunnya, ia berupaya memberikan pendampingan nyata bagi para perempuan muda yang hendak berkarir dan berbisnis agar mereka mendapatkan edukasi dan referensi yang tepat.

Ia juga berharap perempuan tidak lagi termakan stigma dan stereotip dari masyarakat yang tidak sepenuhnya benar, seperti anggapan perempuan lebih lemah atau perempuan berprestasi di karir seolah-olah tidak akan berhasil membangun keluarga yang baik.

"Masih banyak juga perempuan yang terjebak dalam pemaksaan diri melalui kritik batin yang berlebihan, perempuan cenderung lebih memikirkan ketakutan akan ‘penolakan’ daripada laki-laki, sehingga mereka terlalu berhati-hati mengambil keputusan ketika dihadapkan dengan hasil yang belum jelas," katanya.

Baca juga: Menteri PPPA : Perlu kolaborasi perjuangkan kesetaraan gender

Carla juga mengingatkan perempuan harus lebih sadar dan mulai menghargai diri sendiri dengan membuka hati dan pikirannya agar menyadari dan tidak meremehkan kekuatannya.

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022