Serang (ANTARA) - Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar meminta masyarakat untuk mengolah makanan yang memiliki nilai gizi dan protein untuk penanganan dan pencegahan stunting dan gizi buruk.
"Kita juga memasyarakatkan olahan makanan yang sekaligus untuk mengurangi atau menangani stunting dan gizi buruk," kata Al Muktabar usai kegiatan Gerakan Menanam Untuk Ketahanan Pangan secara serentak di halaman Dompet Dhuafa Farm Banten, Kampung Gowok Kepuh, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Curug, Kota Serang, Minggu
Al Muktabar juga melakukan demo masak pengolahan ikan patin menjadi nugget ikan dan membuat pie dengan toping daun kelor.
"Tadi saya sempat demo masak agar anak-anak menyukai apa yang menjadi bahan makanan yang diolah sehingga menjadi olahan yang bergizi dan proteinnya lengkap. Kita berharap kepada masyarakat untuk bisa melakukannya di rumah masing-masing," kata dia.
Baca juga: Pemprov Banten fokus dan komitmen tangani stunting
Menurutnya, pengolahan makanan itu tidak hanya untuk disajikan di rumah. Olahan makanan itu dapat dikembangkan dan berpotensi menjadi usaha bagi masyarakat. Mampu meningkatkan perekonomian keluarga.
"Kalau nanti digiatkan oleh ibu-ibu, kemudian dapat dipasarkan produknya, sehingga akan mendapatkan nilai ekonomi. Hal itu bisa menjadi daya dukung pendapatan rumah tangga," katanya.
Al Muktabar mengatakan, hal itu dapat menjadi sebuah pendekatan komprehensif yang dilakukan oleh semua pihak dalam rangka penanganan stunting dan gizi buruk.
"Kunci dari semuanya ini kolaborasi. Jadi bersama itu penting sekali," katanya.
Baca juga: Pemprov Banten galakan bebas gizi buruk dan cegah stunting
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Banten Aan Muawanah menyampaikan bahwa banyak bahan makanan yang dapat dikelola dalam rangka upaya penanganan stunting dan gizi buruk, di antaranya olahan makanan dari daun kelor, ikan patin, dan lainnya.
"Seperti daun kelor itu memiliki khasiat yang luar biasa, bahkan vitamin C yang dimilikinya melebihi vitamin C dari jeruk, kalsiumnya melebihi dari kalsium yang ada pada susu, dan proteinnya melebihi proteinnya telur. Jadi memiliki banyak manfaat," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Kependudukan dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten Sitti Ma’ani Nina mengatakan saat ini penanganan stunting dan gizi buruk menjadi prioritas yang dilakukan oleh pemerintah.
Baca juga: BKKBN turunkan ribuan pendamping atasi 'stunting' di Banten
"Jadi yang berkaitan dengan stunting itu menjadi prioritas. Sekarang pencegahannya gencar dilakukan," kata Nina.
Pewarta: Mulyana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022