Magelang (ANTARA News) - Suara guguran lava dari puncak Gunung Merapi (2.911 dpl) terpantau petugas Pos Pengamatan Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
"Tadi malam (Senin malam-red) terdengar satu kali guguran lava, cuaca memang cerah tetapi guguran itu tidak terlihat, itu bukan lava pijar, tetapi endapan lava yang di permukaan karena ada tekanan dari dalam sehingga gugur," kata Petugas Pos Babadan Ismael kepada ANTARA di Magelang, Selasa.
Ia menjelaskan, suara guguran lava itu terpantau seismometer yang dipasang di Klatakan Senin (17/4) pukul 19.50 WIB dan diteruskan ke perangkat pemantau di Pos Babadan.
Sejak kenaikan status Merapi dari waspada ke siaga (12/4) hingga saat ini, katanya, empat kali guguran lava terdengar dari Pos Babadan yakni Kamis (13/4) pukul 09.18 WIB, Jumat (14/4) pukul 03.18 dan 04.00 WIB serta Senin (17/4) pukul 19.50 WIB.
"Memang tidak setiap hari terdengar guguran lava, yang terpantau disini arah guguran ke Barat," katanya.
Sedangkan kesimpulan pengamatan aktivitas Gunung Merapi (17-18 April 2006) yang dikeluarkan Balan Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dan diterima Pos Babadan, Selasa (18/4) antara lain asap solvatara berwarna putih tebal dengan tekanan lemah keluar paling tinggi hingga 75 meter.
Cuaca terpantau cerah sejak pagi dan malam hari, puncak gunung tertutup kabut atau mendung pada siang hari dan angin berhembus tenang.
Hujan turun di sekitar Merapi dengan intensitas rendah, guguran lava pijar tidak terjadi dan titik api diam di puncak tidak tampak.
Gempa vulkanik dangkal sebanyak delapan kali, gempa fase banyak 110 kali dan guguran lava 15 kali.
Pada Selasa (18/4) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terjadi gempa vulkanik dangkal tiga kali, gempa fase banyak 21 kali dan guguran lava dua kali.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006