Untuk Oktober, petugas setidaknya sudah melakukan evakuasi 10 ekor ular, satu ekor biawak, dan dua ekor musang.
Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan menyatakan kasus evakuasi hewan liar yang masuk rumah warga di Kota Yogyakarta pada awal musim hujan kian beragam untuk jenis hewannya, tidak hanya ular tetapi juga biawak hingga musang.
“Kasus terakhir yang kami tangani adalah dua ekor musang masuk rumah warga,” kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta Octo Noor Arafat di Yogyakarta, Ahad.
Hingga September 2022, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan telah melakukan evakuasi 177 sarang tawon, 55 kali evakuasi ular dan biawak, penyelamatan kucing dan anjing 42 kali, pelepasan cincin 56 kali, serta penanganan 42 kasus kebakaran di dalam Kota Yogyakarta dan 51 kali membantu penangan kebakaran di luar Kota Yogyakarta.
Sedangkan untuk Oktober, petugas setidaknya sudah melakukan evakuasi 10 ekor ular, satu ekor biawak, dan dua ekor musang.
Menurut dia evakuasi musang liar yang masuk ke rumah warga baru pertama kali dilakukan dan kasus tersebut cukup janggal karena ada musang di lingkungan perkotaan yang padat permukiman penduduk.
“Dimungkinkan kejadian tersebut ada kaitannya dengan kondisi lingkungan tempat musang tersebut tinggal. Bisa saja karena banjir dan kondisi lainnya sebagai dampak cuaca ekstrim dan banyak ekosistem yang rusak sehingga musang liar masuk ke rumah,” katanya.
Sebelumnya, hewan liar yang kerap dievakuasi oleh petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta karena masuk rumah warga adalah ular dan biawak.
“Di musim hujan, evakuasi hewan liar yang paling sering dilakukan adalah ular masuk rumah warga. Kebanyakan adalah ular tidak berbisa tetapi masyarakat tetap harus waspada,” katanya.
Sedangkan untuk biawak, kata dia, dimungkinkan terjadi karena biawak adalah pemangsa telur ular. “Musim hujan adalah waktunya ular bertelur. Makanya, muncul biawak yang memakan telur-telur tersebut,” katanya.
Permukiman warga yang berada di bantaran sungai menjadi lokasi yang dinilai cukup rawan terjadi kasus hewan liar masuk rumah. “Bisa saja hewan liar tersebut, ular, terbawa arus sungai dari arah hulu saat hujan lebat dan masuk ke permukiman warga,” katanya.
Oleh karenanya, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memastikan tidak ada semak belukar di sekitar rumah yang mungkin digunakan sebagai sarang ular, biawak atau hewan liar lain.
Rumah juga dijaga agar selalu rapi dan tidak lembab serta diberi wewangian untuk mencegah ular masuk. “Selama ini, banyak masyarakat yang menilai, untuk mencegah ular masuk perlu diberi garam kasar di sekeliling rumah. Cara tersebut tidak efektif. Lebih baik diberi wewangian,” katanya.
Jika masyarakat tidak yakin dapat mengevakuasi hewan liar secara aman, maka warga bisa meminta bantuan petugas DInas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan yang siaga 24 jam setiap hari.
Hewan liar yang dievakuasi kemudian akan dipelihara atau diberikan ke komunitas pecinta reptil atau dilepasliarkan di lokasi yang aman dan jauh dari permukiman warga.
Selain evakuasi ular, biawak, dan musang, petugas juga dapat membantu melakukan evakuasi terhadap sarang tawon bahkan evakuasi hewan peliharaan yang terlepas seperti anjing yang masuk ke salah satu hotel di Kecamatan Jetis, demikian Octo Noor Arafat .
Baca juga: LIPI ambil sperma satwa liar GLZoo Yogyakarta
Baca juga: Puluhan tukik lekang dilepasliarkan di Pantai Bugel Kulon Progo
Baca juga: BKSDA Yogyakarta dan Polda DIY tertibkan kepemilikan satwa dilindungi
Baca juga: BKSDA Yogyakarta dorong masyarakat giatkan penangkaran
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022