Shenzhen (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla dan rombongan tiba di Bandara Bao An, Shenzhen pukul 12.15 waktu setempat (11.15 WIB) setelah menempuh perjalanan selama lima jam dengan pesawat kepresidenan Boeing 737-400 dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta.Wapres dan rombongan singgah selama satu jam di Bandara Bao An guna mengisi bahan bakar pesawat sebelum bertolak menuju Shanghai.Jusuf Kalla melakukan kunjungan kenegaraan ke China selama lima hari mulai 18 hingga 22 April 2006.Dalam kunjungan kenegaraan ke China ini, Jusuf Kalla dijadwalkan bertemu Wakil Presiden Republik Rakyat China Zeng Qinghong dan meninjau sejumlah proyek infrastruktur di tiga kota yakni Shanghai, Shen Zhen, dan Hai Kou. Di Shanghai dijadwalkan bertemu Wakil Walikota Shanghai Feng Guoqin, mengunjungi Subway Construction Corporation, Shanghai Turbine Co Ltd, pertemuan dengan pejabat Bank of China, dan mengunjungi Suzhou Industraial Park. Di Shenzhen, rombongan akan berkunjung ke Bandara Bao An, Pelabuhan Yantian, bertemu Walikota Shenzhen Xu Zonghong, mengunjungi Hua Wei Electronic Co, dan ZTE Telecommunication Corporation. Sedang di Hai Kou, jadwalnya antara lain bertemu Wakil Presiden Republik Rakyat China Zeng Qinghong dan menghadiri Annual Conference of Boao Forum for Asia 2006. Turut dalam rombongan antara lain Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menhub Hatta Radjasa, Menneg BUMN Sugiharto, Kepala BPKM Muhammad Lutfi, Ketua Kadin MS Hidayat, Ketua Komisi VII DPR Agusman Effendi, dan Ketua Komisi VI DPR Didik J Rachbini. Ikut pula Gubernur DKI Sutiyoso, Gubernur Jabar Danny Setiawan, Gubernur Jateng Mardiyanto, Dirut Jasa Marga Frans Sunito, Dirut Wijaya Karya A Sutjipto, Dirut PLN Eddie Widiono, Dirut Garuda Emirsyah Satar, dan pemilik Bank Mega Chairul Tandjung. Kunjungan Wapres ke China tersebut merupakan upaya menarik sebanyak mungkin investor China agar mau menanamkan modalnya di sektor infrastruktur khususnya jalan tol dan pembangkit listrik. Pemerintah telah mencanangkan pembangunan 1.500 km jalan tol dengan kebutuhan investasi sekitar Rp40 triliun selama tahun 2004-2009. Sedangkan di sektor ketenagalistrikan, pemerintah menargetkan pembangunan 10.000 MW berbahan bakar selain minyak antara 2006-2009. Kebutuhan investasi pembangunan pembangkit listrik diperikirakan mencapai Rp75 triliun.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006