Dubai (ANTARA News) - Dua film AS peraih Piala Oscar telah membuat pusing kepala lembaga sensor di negara-negara Islam Arab kawasan Teluk yang konservatif, termasuk Dubai yang relatif toleran dan mengalami kemajuan pesat.
"Syriana" merupakan sebuah kisah seram mengenai tujuan AS "memerangi terorisme", dengan mempromosikan demokrasi di Timur Tengah dan menjamin kepentingan minyak dan militernya. Film tersebut tayang perdana di berbagai bioskop di Uni Emirat Arab (UAE) pada bulan ini, dengan adegan kontroversial selama dua menit digunting sensor.
Sebelum film itu bisa diputar, diperlukan waktu empat bulan untuk mengamati dengan seksama film itu, yang sebagian gambarnya diambil di Dubai pada dua tahun lalu.
Hilang dari versi UAE antara lain adegan yang memperlihatkan perlakuan buruk yang diterima para pekerja Asia di Teluk, dan soal-soal yang berkaitan dengan pemimpin Al-Qaeda, Usamah bin Ladin, dan almarhum Raja Fahd dari Saudi Arabia.
Film ini sudah diputar di Mesir, namun tak seperti yang ditayangkan di kawasan manapun di Timur Tengah, kata distributor Shooting Stars.
"Syriana" telah dikecam oleh banyak orang sebagai anti-Arab, anti-AS atau keduanya.
Produser dan sekaligus bintang dari film itu, George Clooney, meraih Piala Oscar sebagai aktor pendukung terbaik pada Academy Awards bulan lalu.
Homoseksualitas pelanggaran berat
Mengenai "Brokeback Mountain", sebuah kisah tentang dua koboi yang saling jatuh cinta di Barat Amerika yang konservatif, distributornya yang berkedudukan di Beirut, Italia Films, mengemukakan pihaknya telah membatalkan rencana untuk berupaya mengedarkan film itu di Teluk, setelah membahas berbagai topik tabunya dengan menteri-menteri terkait dan mendapat umpan balik yang negatif.
"Kami bertanya apakah sebuah film dengan topik seperti ini dapat disetujui. Mereka menyatakan kepada kami bahwa mereka akan lebih suka tidak berurusan dengan soal ini," kata Jean Shaheen dari Italia Films.
Film percintaan gay yang kontroversial ini meraih tiga Piala Oscar, termasuk sutradara terbaik atas nama Ang Lee yang kelahiran Taiwan.
Homeseksualitas merupakan pelanggaran berat di Teluk, dapat dihukum dengan hukuman cambuk dan penjara. Pada Pebruari lalu, 11 pria dihukum enam tahun penjara di UAE menyusul penggerebekan di sebuah pesta gay di sebuah hotel gurun.
Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia dan UAE semuanya melakukan sensor dengan tingkat yang berbeda atas buku-buku, musik, majalah, suratkabar dan film yang mereka pandang melanggar nilai sosial dan keagamaan atau mengancam stabilitas politik dan keamanan mereka.
Saudi Arabia yang sangat konservatif malah melarang beroperasinya bioskop.
Pembajakan tumbuh subur
Gunting sensor Kuwait merupakan yang terketat. Lima puluh persen film dilarang," kata Salim Ramia, pendiri Gulf Film yang bebasis di Dubai.
Perusahaannya adalah penyalur dan pemutar film terbesar di Timur Tengah di luar Mesir.
Banyak orang mengemukakan sensor yang keras telah menyuburkan pembajakan dan bahkan pemutaran secara gelap di Internet atas film-film seperti "Syriana" dan Brokeback Mountain" di kawasan itu.
Aleem Jumaa, kepala Badan Sensor Dubai, menjelaskan kepada AFP: "Kami tak akan pernah membiarkan segala sesuatu yang tak menghormati negara ini atau presiden, menyebabkan masalah keamanan, menghujat agama, memamerkan imoralitas seperti ketelanjangan atau mempromosikan barang terlarang seperti narkoba dan minuman keras."
Lembaga sensor UAE juga memotong adegan singkat yang memperlihatkan Raja Fahd almarhum, yang merupakan sahabat akrab AS, tampak bersama dengan tokoh pengacara korup dan berpengaruh yang diperankan aktor Kanada, Christopher Plummer. (*)
Copyright © ANTARA 2006