Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan partainya mengikuti arahan Presiden Joko Widodo agar penetapan calon presiden dan calon wakil presiden tidak terburu-buru dan sembrono.
"Kan Presiden bilang hati-hati, jangan sembrono, jangan emosi, ini emosinya biar turun tidak sembrono, kita pilih yang tepat," kata Airlangga saat penyerahan mobil listrik kepada 37 ketua DPD Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Sabtu.
Oleh karena itu, Golkar bersama partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni PAN dan PPP akan mencari sosok kandidat yang tepat dan tidak sembarangan.
Menurut dia, dengan pemberian mobil listrik itu akan memberikan semangat bagi kader Golkar di daerah untuk memenangi Pemilu 2024.
Baca juga: Airlangga berikan 37 mobil listrik kepada DPD Golkar seluruh Indonesia
Penyerahan mobil listrik kepada seluruh DPD Partai Golkar untuk mendorong energi ramah lingkungan. Penyerahan mobil listrik ini, lanjut Airlangga, sesuai dengan visi dan misi Partai Golkar.
Presiden Joko Widodo meyakini Partai Golkar akan cermat dalam menentukan calon presiden dan calon wakil presiden menghadapi Pemilihan Umum 2024.
Baca juga: Jokowi pesan agar Pemilu 2024 tidak ganggu stabilitas
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara puncak Hari Ulang Tahun Ke-58 Partai Golkar di Hall C, Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat.
Hingga kini baru satu parpol yang mengumumkan nama capres, yaitu Partai NasDem yang mengusung Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden 2024.
"Meskipun tadi saya lihat sudah teriak semua Pak Airlangga Hartarto dan saya meyakini bahwa yang akan dipilih oleh Partai Golkar, capres maupun cawapres ini adalah tokoh-tokoh yang bener," tambah Presiden.
Presiden Jokowi menyebut Golkar adalah partai yang sudah matang, punya pengalaman malang melintang, dan banyak makan asam garam dalam perpolitikan Indonesia selama 58 tahun sehingga akan bertindak dengan hati-hati.
"Silakan terjemahkan sendiri karena bapak ibu sekalian, presiden itu seperti pilot, penumpangnya banyak sekali, seluruh rakyat Indonesia dan pilpres itu memilih pilot dan kopilot. Ini yang tidak mudah sekarang ini," ungkapnya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022