Sumatera Utara (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mengimbau masyarakat untuk sementara waktu tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi dari tenaga kesehatan, sampai didapatkan hasil investigasi menyeluruh oleh Kementerian Kesehatan dan BPOM.

Imbauan tersebut dikeluarkan sebagai langkah antisipatif untuk mencegah merebaknya kasus gangguan ginjal akut yang menyerang anak-anak.

"Jangan mengkonsumsi obat sembarangan dan harus ada petunjuk dokter," kata Kepala Dinas Kesehatan Sumut Ismail Lubis di Medan, Jumat.

Ia juga mengimbau para orang tua untuk segera membawa anak-anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat apabila memiliki gejala awal gangguan ginjal.

Baca juga: Menkes: Gangguan ginjal akut di Indonesia sudah bisa disembuhkan

Baca juga: Dinkes catat 23 kasus gagal ginjal akut misterius di Jatim

Adapun gejala awal gangguan ginjal akut itu seperti penurunan frekuensi dan volume urine atau kencing, serta gejala lainnya seperti demam, mual dan diare.

Ia juga meminta para orang tua tidak perlu panik berlebihan dalam menyikapi fenomena penyakit gangguan ginjal yang terjadi saat ini.

"Kita minta jangan panik, namun tetap waspada. Segera bawa anak-anak ke fasilitas kesehatan terdekat apabila memiliki gejala," katanya.

Saat ini Kementerian Kesehatan bersama BPOM, IDAI, ahli epidemiologi, ahli farmasi, serta Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan penyebab pasti dan faktor risiko yang menyebabkan gangguan ginjal akut.

Dalam pemeriksaan yang dilakukan terhadap sisa sampel obat yang dikonsumsi oleh pasien, sementara ditemukan jejak senyawa yang berpotensi mengakibatkan gangguan ginjal akut.

Pemerintah Indonesia telah menginstruksikan penghentian sementara penjualan obat sirup di seluruh apotek selama pelaksanaan investigasi risiko infeksi.

Tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan diminta untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sirup sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.

Menurut hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh BPOM, ada lima produk obat sirop yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) melampaui ambang batas aman.

Kelima produk tersebut meliputi Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex, Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama, serta Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu), Unibebi Demam Sirup (obat demam), dan Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries.*

Baca juga: Bandarlampung: Seluruh faskes hentikan sementara pemberian obat sirop

Baca juga: Pemprov Lampung awasi peredaran obat sirop cegah gagal ginjal akut

Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022