Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar lokakarya budaya Indonesia bagi 60 orang siswa Australia dari Cathedral College yang berkunjung ke KBRI pada Jumat.
"Tujuan kunjungan siswa Cathedral College yang berasal dari negara bagian Victoria, Australia ini adalah untuk lebih mengenal budaya Indonesia," demikian menurut KBRI Canberra dalam keterangannya pada Jumat.
Dalam kunjungan satu hari tersebut para siswa diberikan pengenalan mengenai ragam budaya yang terdapat di Indonesia. Para siswa dan guru juga diajak masuk ke dalam Balai Budaya yang terletak di dalam KBRI Canberra.
Di dalam Balai Budaya terdapat berbagai benda kebudayaan Indonesia, seperti pakaian adat, miniatur bangunan, dan simbol-simbol tradisional lainnya yang menggambarkan kebudayaan dari provinsi-provinsi yang ada di Indonesia.
Para siswa Australia itu berkeliling Balai Budaya dan mendapatkan penjelasan mengenai Indonesia dari Witari yang merupakan staf KBRI Canberra.
Selesai keliling Balai Budaya, agenda para siswa berikutnya adalah mengikuti kegiatan lokakarya mini bermain gamelan Jawa yang diajarkan oleh Ragil Purnomo dan belajar tari Bali bersama I Gede Eka Riyadi.
Keduanya merupakan seniman asal Jawa Tengah dan Bali yang menjadi staf di KBRI Canberra.
Dalam lokakarya gamelan, para peserta belajar mengenal nada dalam alat-alat gamelan lalu diikuti dengan berlatih memainkan lagu sederhana.
Sementara untuk lokakarya tari Bali, para peserta dilatih melakukan gerakan-gerakan dasar dalam tarian Bali.
"Mereka semangat sekali, waktu yang diberikan terasa kurang karena mereka minta diulang-ulang lagi gerakannya. Tapi secara umum untuk latihan menari bagi pemula sudah cukup. Paling tidak mereka sudah mengenal dasar-dasar gerakan dalam tari Bali," ujar Gede.
Menurut Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra Mukhamad Najib, sepanjang tahun ini sudah banyak sekolah yang berkunjung ke Balai Budaya di KBRI Canberra.
"Sebelumnya kami telah melakukan kegiatan Indonesia Goes To School, dimana kami datang ke sekolah-sekolah untuk menjelaskan tentang Indonesia dan mempromosikan bahasa Indonesia," kata Najib.
"Kami juga mengundang mereka untuk berkunjung ke KBRI dan bisa melakukan workshop budaya di KBRI. Rupanya banyak siswa dan guru yang tertarik, sehingga banyak sekolah yang sudah mengajukan permohonan kunjungan ke KBRI," jelasnya.
Najib mengatakan bahwa kegiatan kunjungan para guru dan siswa ke KBRI Canberra merupakan pengenalan awal tentang budaya dan bahasa Indonesia.
Dia berharap para guru dan siswa nantinya lebih tertarik dan mau berkunjung ke Indonesia serta belajar bahasa Indonesia.
"Kita memiliki program yang komprehensif dalam mempromosikan budaya dan bahasa Indonesia di Australia. Kita mengadakan berbagai kegiatan yang melibatkan siswa maupun guru agar mereka lebih mengenal dan tertarik pada Indonesia," ucap Najib.
"Untuk para guru, kita mengenalkan juga ragam budaya Indonesia dari Aceh sampai Papua melalui perayaan hari jadi masing-masing daerah. Misalnya kita mengadakan Sundanes Day, Palembang Day, Betawi Day, dan Desember nanti kita akan mengadakan Aceh Day," lanjutnya.
Para guru yang mendampingi siswa tersebut berterima kasih karena KBRI Canberra membuka diri bagi kunjungan para siswa.
"Para siswa yang mengikuti kegiatan kunjungan dan workshop hari ini sebagian belajar bahasa Indonesia di sekolah dan sebagian lagi belajar bahasa Jerman.Namun, tampaknya kedua kelompok senang bisa mengikuti workshop budaya Indonesia," tutur Paul Weir, salah seorang guru pendamping.
Baca juga: KBRI Canberra tawarkan kerja sama sekolah vokasi Indonesia-Australia
Baca juga: KBRI Canberra dan diaspora bahas internasionalisasi bahasa Indonesia
Baca juga: Siswa tentara Australia kunjungi KBRI, kenali budaya Indonesia
Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022