Gunungkidul (ANTARA) - Bupati Gunungkidul Sunaryanta meminta transmigran asal Kabupaten Gunungkidul yang ada di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, tetap tangguh dalam bertani dan berinovasi di segala sektor, sehingga lebih sejahtera dan makmur.
Sunaryanta di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat, mengatakan warga Gunungkidul datang ke Kabupaten Bungo untuk mengubah nasib, terbukti perekonomian mereka sekarang bagus, pertanian sawit yang dikelola maju, dan banyak anak mereka sekolah hingga perguruan tinggi.
"Kami berharap warga Gunungkidul yang transmigrasi di Jambi lebih makmur dan sejahtera. Kami berharap transmigran inovatif sehingga semakin maju dan berkembang," kata Sunaryanta dalam rilisnya.
Bupati mengajak Ketua Tim Penggerak PKK Gunungkidul, beberapa kepala OPD di antaranya Bappeda, Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, Dinas UMKM, Koperasi, Tenaga Kerja, dan Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Kalurahan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana.
Baca juga: Bantul berangkatkan transmigran dukung pengembangan pusat ekonomi
Sebanyak 170 kepala keluarga asli Gunungkidul menempati Kampung 1 Batur Bakti Tama, Dusun Daya Murni, Kecamatan Pelepah ilir, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Jika ditempuh dengan jalur darat dari Kabupaten Bungo butuh waktu dua jam untuk sampai di wilayah ini.
Koordinator Transmigran Bungo Warijan mengatakan Bupati Sunaryanta menjadi bupati kedua yang singgah di desa mereka. Sebelumya Bupati Gunungkidul Darmakum Darmokusuma pernah singgah ditempat ini saat pertama mengantarkan penempatan transmigran Gunungkidul tahun 1983.
“Jadi penempatan transmigran ini sudah 39 tahun. Kami saat itu diantar menggunakan pesawat Hercules pada Tahun 1983 dari Jakarta diterbangkan ke Jambi. Dari bandara diangkut menggunakan truk,” katanya.
Pihaknya selaku perwakilan warga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Gunungkidul yang sudah singgah di Kampung 1. Di wilayah transmigran tersebut semuanya asli warga Gunungkidul berasal dari beberapa kecamatan di antaranya Ponjong, Nglipar, Playen, Tepus, dan Wonosari.
Baca juga: Warga Gunung Kidul antusias mengikuti program transmigrasi
“Jadi ada dua kampung, Kampung 1 dan Kampung 2 semuanya warga Gunungkidul. Sungguh kegiatan seperti ini dapat mengobati kerinduan kami pada kampung halaman (Gunungkidul),” kata Warijan.
Ia juga mengatakan upacara ulang tahun penempatan ini biasa dirayakan setiap tahun. Layaknya di Gunungkidul mereka juga menggelar rasulan dengan ingkung dan pertunjukan seni budaya seperti reog dan tarian jawa. Kegiatan sekaligus sebagai wahana mempererat tali silaturahim warga.
“Di lokasi transmigrasi kami juga menggelar acara rasulan. Ada tumpeng, ingkung, yang kita ikrarkan sebagai wujud rasa syukur kita,” katanya.
Dia mengatakan sebagian besar warga Gunungkidul di wilayah ini bekerja sebagai petani sawit dan tukang batu. Bahkan sudah ada warga yang memiliki lahan hingga puluhan hektare. Tidak sedikit dari warga yang sering pulang ke Gunungkidul untuk menengok keluarga dan sanak saudara.
Baca juga: Mendes PDTT berharap kawasan transmigrasi jadi pusat ekonomi baru
“Masih banyak yang sering pulang. Banyak cucu, anak kami yang sekolah di Yogyakarta," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2022