Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mempersiapkan lima insentif tarif bagi lima industri manufaktur yaitu tekstil, elektronika, alas kaki, makanan dan minuman, serta otomotif. Menperin Fahmi Idris di Jakarta, Senin, membenarkan bahwa besok (Selasa, 18/4) akan ada rapat koordinasi terbatas (rakortas) di kantor Menko Perekonomian mengenai insentif dalam kerangka harmonisasi tarif untuk lima industri manufaktur. "Yang besok dibahas berkaitan dengan (harmonisasi tarif) tekstil, elekronika, alas kaki, makanan dan minuman, serta otomotif," katanya. Menurut dia, insentif tarif untuk mengembangkan industri yang memberi kontribusi ekspor yang cukup besar dan banyak menyerap tenaga kerja itu, bisa berupa penurunan maupun kenaikan tarif. "Pada dasarnya kalau bersifat insentif bisa penurunan atau peningkatan tarif. Tarif itu sifatnya proteksi," katanya. Selama ini, sejumlah kalangan industri tersebut banyak yang mengeluh soal belum harmonisnya tarif dari hulu ke hilir. Akibat tarif yang tidak harmonis itu, barang jadi yang diproduksi di dalam negeri tidak mampu bersaing karena tarif bea masuk (BM) bahan baku yang tinggi atau mendekati BM produk jadi, sehingga orang lebih suka mengimpor produk jadi. Menanggapi pertanyaan apakah Menperin Fahmi Idris optimis tim tarif akan menyetujui usulan Deperin, ia mengatakan, yang penting usaha sudah dilakukan. Fahmi sendiri menargetkan insentif berupa harmonisasi tarif itu bisa selesai dalam tahun ini juga. Menanggapi apakah usulan Gabungan Elektronik (Gabel) mengenai penghapusan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) akan dibahas pula, Fahmi mengatakan itu termasuk yang diusulkan dan dibahas.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006